Mohon tunggu...
bagusyuda
bagusyuda Mohon Tunggu... Akuntan - MAHASISWA

BUSINESSMAN

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Implementasi Good Corporate Governance : Studi Kasus Pada PT Aspirasi Hidup Indonesia

16 Desember 2024   13:46 Diperbarui: 16 Desember 2024   13:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Good Corporate Governance merupakan prinsip-prinsip yang diterapkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja, memaksimalkan nilai perusahaan, dan menjaga keberlanjutan perusahaan secara jangka panjang. Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik bukan hanya sekadar seperangkat aturan, melainkan sebuah komitmen perusahaan untuk menjalankan bisnis secara transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab. 

Penerapan GCG yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional. Dengan demikian, perusahaan akan lebih mudah mengakses sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk ekspansi bisnis. Selain itu, reputasi perusahaan yang baik sebagai hasil dari penerapan GCG juga akan menarik minat mitra strategis yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), sebelumnya PT Ace Hardware Indonesia Tbk, master franchise/pemegang lisensi merek Ace Hardware USA di Indonesia, mengoperasikan toko ritel yang menjual peralatan rumah tangga dan produk gaya hidup. Toko pertamanya dibuka pada tahun 1996 di Tangerang. Ace Hardware kini menjadi perusahaan perbaikan rumah terkemuka di Indonesia dan perusahaan gaya hidup, dengan lebih dari 120 toko di berbagai kota besar. 

Perusahaan ini juga menyediakan layanan belanja online melalui ruparupa.com serta mengoperasikan toko mainan anak-anak di bawah bendera Toys Kingdom. Sebagai entitas bisnis yang terdaftar di bursa, ACES secara tegas menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Komitmen ini tercermin dalam upaya mereka untuk menciptakan lingkungan bisnis yang transparan, akuntabel, dan adil bagi seluruh stakeholder.

Bentuk-bentuk Implementasi GCG di PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk : 

1. Hak-hak Pemegang Saham

a. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perseroan tertinggi dengan wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan/atau Anggaran Dasar Perseroan. 

2. Kebijakan Corporate Governance 

a. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam bentuk penelaahan dan persetujuan terhadap rencana kerja. 

b. Kebijakan Dividen Setidaknya sekali dalam satu tahun, Perseroan menjalankan kebijakan pembayaran dividen secara tunai. 

3. Praktik Corporate Governance 

a. Komisaris Independen Komisaris Independen berperan untuk mendorong lingkungan kerja yang wajar dan obyektif dengan memperhatikan seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. 

b. Direksi Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan visi, misi dan rencana strategis maupun rencana kerja Perseroan. 

4. Pengungkapan 

a. Manajemen Risiko Setiap usaha pasti mengandung resiko sebagai suatu hal yang tak mungkin dihindari. Namun demikian, setiap pelaku usaha dapat menyusun perencanaan manajemen risiko yang tepat sehingga risiko dapat diantisipasi dan diperkecil. 

b. Risiko Eksternal Risiko Ekonomi, pendapatan pelanggan kelas menengah-atas sebagai pangsa pasar utama Perseroan dan prioritas mereka dalam berbelanja merupakan faktor utama risiko ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja usaha Perseroan. 

c. Risiko Internal Risiko Manajemen, persediaan Manajemen Perseroan memiliki pengalaman dalam memantau pola belanja dan mengidentifikasi kebutuhan konsumen, dengan dukungan teknologi informasi yang tepat. 

d. Risiko Keuangan Kondisi keuangan, perseroan dapat terpengaruh oleh krisis ekonomi, baik secara global maupun nasional. 

e. Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan memiliki Komite Nominasi dan Remunerasi dengan Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi yang telah dimuat dalam situs Perseroan. 

f. Sistem Pelaporan Pelanggaran AHI senantiasa berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan integritas karyawan sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, di antaranya melalui penerapan program "Whistleblowing" sejak pertengahan tahun 2013. 

5. Fungsi Audit 

a. Komite Audit Komite Audit Perseroan dibentuk untuk membantu dan mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris. 

b. Satuan Audit Internal Salah satu tugas utamanya adalah memberikan masukan yang konstruktif kepada Manajemen dalam upaya mengantisipasi dan mengambil tindakan terhadap potensi munculnya risiko sedini mungkin.

Bentuk Bentuk Implementasi CSR di PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk 

1. Aspek Ekonomi Tanggung Jawab Produk Keberlanjutan usaha AHI sangat ditentukan oleh komitmen dalam memastikan kualitas dan keamanan produk-produk, sejak tahap pengadaan, pendistribusian, hingga penawaran di setiap gerai Perseroan. 

2. Aspek Sosial 

a. Ace Peduli "Menuju 20.000 Kantong Darah" Sebagai bentuk kepedulian Perseroan sekaligus peluncuran program Donasi Kemanusiaan, AHI bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengadakan kegiatan donor darah. 

b. Aksi Lingkungan Berbagai gerai Ace melaksanakan gerakan bersih lingkungan di sekitar gerai sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan lingkungan. 

c. Ace Terangi Masjid Dalam rangka pembukaan gerai pertama di kota Aceh, ACE Hardware melakukan kegiatan sosial "ACE Terangi Kubah Masjid Baitul Musyahadah"--dikenal dengan Masjid Teuku Umar melalui penggunaan lampu LED Krisbow hemat energi. 

d. Dedikasi Untuk Pendidikan Menyelenggarakan aksi di bidang pendidikan melalui donasi peralatan belajarmengajar dan ruang baca dalam program peningkatan sarana sekolah di Kediri, Jawa Timur. 

e. Aksi Sosial Kemanusiaan Saat terjadi bencana akibat meletusnya Gunung Agung di Karangasem, Bali, memberikan bantuan peralatan pendukung di Posko Pusat Penanggulangan Bencana Gunung Agung, Karangasem. 

f. Program "Trees for Tomorrow" Sejak awal peluncuran program ini, sebanyak 980.000 bibit pohon telah diberikan kepada pelanggan hingga akhir 2018, yang terdiri dari bibit pohon sirsak, mangga, jeruk nipis, jambu biji, belimbing wuluh, dan nangkadak.

Tantangan dalam Menerapkan GCG di PT Ace Hardware

Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh PT Ace Hardware dalam menerapkan GCG antara lain:

  • Perubahan Lingkungan Bisnis: Perubahan yang cepat dalam lingkungan bisnis, seperti persaingan yang semakin ketat, perubahan teknologi, dan perubahan preferensi konsumen, dapat membuat perusahaan sulit untuk terus beradaptasi dan menerapkan praktik GCG yang terbaik.
  • Tekanan untuk Mencapai Target Keuangan Jangka Pendek: Tekanan untuk mencapai target keuangan jangka pendek dapat mengalihkan perhatian manajemen dari upaya jangka panjang untuk membangun tata kelola perusahaan yang baik.
  • Kurangnya Kesadaran dan Komitmen: Kurangnya kesadaran dan komitmen dari seluruh level organisasi terhadap pentingnya GCG dapat menghambat proses implementasi.
  • Kompleksitas Organisasi: Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, semakin sulit untuk menerapkan GCG secara efektif.
  • Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun finansial, dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan program GCG.

Kesimpulan

Melalui penerapan GCG, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk telah memberikan kontribusi positif bagi lingkungan bisnis di Indonesia. Perusahaan telah menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain dalam menerapkan praktik bisnis yang baik dan bertanggung jawab. Dengan demikian, GCG tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan sendiri, tetapi juga bagi seluruh ekosistem bisnis di Indonesia.

Saran untuk Meningkatkan Penerapan GCG di PT Ace Hardware

  • Penguatan Komitmen Manajemen Puncak: Manajemen puncak harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penerapan GCG dan menjadikan GCG sebagai bagian dari budaya perusahaan.
  • Peningkatan Transparansi dan Komunikasi: Perusahaan perlu meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
  • Penguatan Sistem Pengendalian Internal: Sistem pengendalian internal yang kuat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
  • Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Pelatihan yang berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kompetensi karyawan dalam menerapkan GCG.
  • Evaluasi Berkala: Perusahaan perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penerapan GCG dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun