Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi membutuhkan komitmen yang mendalam dari seluruh anggota organisasi, baik pimpinan, dosen maupun karyawan. Salah satu aspek penting dalam memperkuat sistem ini adalah bagaimana kita mendekati dan mencintai pekerjaan kita.Â
Steve Jobs pernah mengatakan, "The only way to do great work is to love what you do," dan ini sangat relevan dalam konteks penerapan SPMI, terutama melalui implementasi siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan).Â
Baca juga: Membangun Komitmen dalam SPMI
Mencintai pekerjaan bukan hanya soal motivasi dan kegairahan kerja, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat bagi setiap tahapan siklus PPEPP untuk berjalan secara efektif.
Fase dalam Siklus PPEPP
Manajemen mutu perguruan tinggi sebagaimana diatur dalam Permendikbudristek 53 Tahun 2023, diatur dalam model SPMI.Â
Perguruan tinggi diminta untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement) melalui tahapan siklus PPEPP.
Siklus PPEPP terdiri dari 5 tahap penting yaitu: Penetapan Standar, Pelaksanaan Standar, Evaluasi Penetapan Standar, Pengendalian Pelaksanaan Standar dan Peningkatan Standar.
Dalam fase pertama Penetapan Standar, semangat mencintai pekerjaan membantu para pemimpin, dosen dan staf perguruan tinggi dalam merancang Standar SPMI yang sesuai dengan visi dan misi institusi.Â
Jika para pengambil kebijakan memiliki kecintaan yang mendalam terhadap institusi dan pekerjaannya, kebijakan dan standar yang dihasilkan akan lebih visioner, relevan dan realistis.Â
Cinta terhadap pekerjaan membuat setiap orang berfokus pada penetapan standar yang tidak hanya memenuhi persyaratan formal, tetapi juga memberi dampak nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Pelaksanaan Standar SPMI
Ketika kebijakan dan standar SPMI telah ditetapkan, Pelaksanaan menjadi fase kritis. Di sinilah kecintaan terhadap pekerjaan benar-benar diuji.Â
Orang yang mencintai pekerjaannya akan menjalankan kebijakan dengan penuh dedikasi, bahkan di tengah berbagai ujian dan tantangan yang ada.Â
Mereka tidak hanya menjalankan tugas sesuai instruksi, tetapi juga "berinisiatif" mencari cara-cara terbaik, ide-ide inovasi untuk memastikan kebijakan dan standar dijalankan secara optimal.Â
Implementasi standar yang didorong oleh cinta terhadap pekerjaan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mendorong kreativitas dalam menghadapi kendala yang muncul.
Baca juga: Pernyataan Komitmen dalam Kebijakan SPMI
Evaluasi dan Pengendalian Standar
Tahapan Evaluasi dan Pengendalian dalam PPEPP juga sangat dipengaruhi oleh sikap cinta, sikap positif terhadap pekerjaan.Â
Evaluasi yang objektif dan tepat memerlukan dedikasi dan perhatian terhadap hal-hal detail, yang hanya bisa dicapai jika seseorang memiliki "minat besar" terhadap apa yang mereka lakukan.Â
Cinta terhadap pekerjaan mendorong evaluasi yang jujur dan terbuka untuk perbaikan, bukan sekadar formalitas, asal sekedar selenggara program kerja.
Dalam pengendalian, kecintaan terhadap pekerjaan akan mendorong kepatuhan terhadap standar mutu tanpa merasa terbebani oleh proses administratif yang rumit.
Pengendalian yang baik disertai rasa cinta, akan menghasilkan tindakan koreksi, korektif dan preventif yang efektif atas temuan-temuan yang dihasilkan dalam kegiatan Tinjauan Manajemen.
Fase Peningkatan Standar SPMI
Dalam tahap yang ke lima, Peningkatan Standar SPMI adalah hasil alami dari seluruh proses yang didasari "rasa cinta" terhadap pekerjaan.Â
Semangat untuk terus melakukan yang terbaik (the best) dan meningkatkan mutu hanya dapat muncul jika setiap individu memiliki keterikatan emosional dan komitmen terhadap pekerjaannya.Â
Proses peningkatan yang berkelanjutan (kaizen) dalam SPMI tidak hanya terkait dengan teknis, tetapi juga dengan bagaimana menumbuhkan sikap dan nilai individu dalam menjalani pekerjaannya. Inilah yang disebut sebagai budaya mutu.
Budaya mutu SPMI terdiri dari pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam konteks pendidikan tinggi, mencintai pekerjaan tidak hanya berarti bekerja keras, tetapi juga memahami dampak luas (impact) dari apa yang dikerjakan.Â
Kualitas pendidikan yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecintaan kita terhadap apa yang kita lakukan. Sebagaimana kutipan yang disampaikan Steve Jobs diatas: "The only way to do great work is to love what you do".
Oleh karena itu, penguatan SPMI melalui PPEPP memerlukan komitmen yang kuat, dan komitmen ini hanya bisa dibangun jika ada cinta terhadap pekerjaan di setiap tahapan proses. Komitmen dan rasa cinta harus dibangun dari segenap anggota Civitas Akademika.
Penguatan SPMI bukanlah soal sistematisasi yang kaku, tetapi lebih dari itu, pada bagaimana kita membangun budaya cinta terhadap kualitas dan pekerjaan itu sendiri.
Dengan mencintai pekerjaan dan tugas-tugas SPMI, setiap langkah dalam siklus PPEPP menjadi lebih bermakna, dan upaya perbaikan mutu menjadi lebih berkelanjutan dan efektif. Stay Relevant!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H