Mohon tunggu...
Bagus Suminar
Bagus Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UHW Perbanas Surabaya dan Pemerhati Ilmu Manajemen

Ayah dgn 2 anak dan 1 cucu, memiliki hobi menciptakan lagu anak dan pemerhati manajemen mutu pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengukir Identitas Perguruan Tinggi: Mission Differentiation

17 Agustus 2024   22:01 Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:08 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks (era VUCA) seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan persaingan global. 

Dalam konteks ini, penting bagi perguruan tinggi untuk mencari, menemukan dan mengembangkan identitas unik yang mencerminkan kekuatan dan potensi masing-masing. 

Salah satu cara yang relevan dan strategis untuk mencapai hal tersebut adalah melalui mission differentiation

Konsep ini menekankan pentingnya perguruan tinggi untuk fokus pada "misi dan visi spesifik" yang mencerminkan keunggulan mereka (competitive advantage).

Baca juga: SPMI dan Manajemen Strategik

Dalam implementasinya, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) memainkan peran penting guna memastikan keberhasilan mission differentiation.

Konsep Mission Differentiation

Mission differentiation adalah pendekatan yang memungkinkan perguruan tinggi untuk membedakan diri (differentiation) dari institusi lain dengan cara mengembangkan fokus strategi yang sesuai dengan potensi, kekuatan dan tujuan spesifik mereka. 

Dalam praktiknya, mission differentiation dapat diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan tinggi, seperti layanan, teknologi, kurikulum, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan masih banyak lainnya.

Perguruan tinggi yang menerapkan mission differentiation secara efektif akan mampu mengoptimalkan sumber daya (resources) yang dimiliki dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional.

Baca juga: Mission Differentiation Berbasis Teknologi Digital

Sebagai contoh, sebuah perguruan tinggi yang memiliki kekuatan dalam bidang teknologi dapat memfokuskan program akademik dan penelitian mereka pada inovasi teknologi. 

Di sisi lain, perguruan tinggi yang memiliki keunggulan dalam bidang sosial-humaniora dapat lebih fokus pada pengembangan program yang berkaitan dengan kebijakan publik, sosial budaya atau pemberdayaan masyarakat. 

Dengan mission differentiation, perguruan tinggi dapat meningkatkan relevansi dan kualitas pendidikan mereka, sekaligus memenuhi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.

Tantangan Mission Differentiation

Meskipun mission differentiation menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak semudah membalik telapak angan. Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi oleh perguruan tinggi meliputi:

  1. Konsistensi dalam Penetapan Misi: Misi yang ditetapkan harus realistis (relevan) dan sesuai dengan kapasitas serta potensi institusi. Penetapan misi yang terlalu ambisius tanpa didukung oleh sumber daya yang memadai dapat menghambat pencapaian tujuan.

  2. Perubahan Dinamika Eksternal: Perguruan tinggi perlu memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan misi mereka dengan perubahan lingkungan eksternal, seperti kebutuhan pasar kerja, regulasi pemerintah, dan ekspektasi (harapan) masyarakat.

  3. Sumber Daya yang Terbatas: Implementasi mission differentiation memerlukan alokasi sumber daya (resources) yang tepat dan efektif. Perguruan tinggi dengan sumber daya terbatas harus cermat dalam menentukan target prioritas agar dapat mencapai misi yang diinginkan.

  4. Koordinasi Antar-Pemangku Kepentingan: Implementasi mission differentiation memerlukan koordinasi yang baik di antara pemangku kepentingan (stakeholder) internal dan eksternal, termasuk dosen, mahasiswa, orang tua, industri, dan pemerintah.

Peran SPMI (PPEPP)

SPMI yang berlandaskan pada siklus PPEPP memiliki peran sentral dalam mendukung implementasi mission differentiation

Setiap langkap dalam siklus PPEPP berkontribusi pada keberhasilan mission differentiation sebagai berikut:

  • Penetapan Standar: Pada tahap ini, perguruan tinggi menetapkan misi, visi, dan tujuan yang jelas dan terukur. Penetapan misi harus didukung oleh analisis yang mendalam dan melibatkan seluruh stakeholder. SPMI memastikan bahwa penetapan misi dilakukan dengan perencanaan yang matang dan berorientasi pada jangka panjang (long term).
  • Pelaksanaan Standar: Pelaksanaan misi harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. SPMI memastikan bahwa setiap langkah dalam pelaksanaan misi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan didukung oleh sumber daya yang memadai. Program kerja yang dilaksanakan harus dilakukan secara efektif dan efisien.
  • Evaluasi Pelaksanaan Standar: Evaluasi Pelaksanaan Standar, dilakukan untuk menilai efektivitas pelaksanaan misi. SPMI mendorong perguruan tinggi untuk melakukan evaluasi dan audit secara berkala dan berbasis data, sehingga setiap kekurangan dapat diidentifikasi dan diperbaiki.
  • Pengendalian Pelaksanaan Standar: Pengendalian merupakan proses penyesuaian terhadap strategi yang sedang berjalan. SPMI membantu perguruan tinggi dalam melakukan kontrol terhadap implementasi misi agar tetap sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tindakan korektif dan preventif perlu dilakukan dengan sebaik baiknya.
  • Peningkatan Standar: Tahap peningkatan (kaizen) adalah proses berkelanjutan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan implementasi misi berdasarkan hasil evaluasi dan dinamika eksternal. SPMI memastikan bahwa perguruan tinggi terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Analisis SWOT - Mencermati “Peluang” Eksternal Perguruan Tinggi 

Kesimpulan

Mission differentiation merupakan metode yang strategis dan relevan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. 

Namun, keberhasilan implementasi mission differentiation sangat bergantung pada dukungan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) yang kuat, yang dapat memastikan konsistensi, efektivitas, dan keberlanjutan dari misi yang telah ditetapkan. 

SPMI dengan siklus PPEPP memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mendukung mission differentiation, dari tahap penetapan hingga peningkatan berkelanjutan (continuous improvement). 

Dengan demikian, perguruan tinggi dapat lebih efektif dalam menjalankan misi mereka dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan nasional, bangsa dan negara Indonesia. Stay Relevant!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun