Kedua poin tersebut yakni memberi arah kepada peserta didik untuk belajar secara maksimal agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bakat minat mereka.
Poin berikutnya, totalitas desain pembelajaran mempertimbangkan aspek kearifan lokal sekaligus tren industri.
Salah satu guru yang mengikuti kegiatan pendampingan tersebut, Muhamad Nadif menyebut seringkali guru kesulitan dalam mencari bentuk implementasi merdeka belajar yang pas.
Beberapa kendala sering dihadapi oleh guru, terutama soal seperti apa mengkombinasikan matari pembelajaran yang sudah disiapkan dengan implementasi merdeka belajar.
Adanya kegiatan pendampingan, ia merasa terbantu untuk merumuskan pembelajaran berbasis merdeka belajar di sekolah.
"Merdeka belajar menjadi tantangan bagi guru adalah kebebasan memilih, menentukan, dan membuat keputusan yang penting dalam implementasi pembelajaran merdeka belajar," kata guru yang akrab disapa Nadhif itu.
"Terlepasnya ikatan yang mengunci proses pembelajaran yang terkesan kaku selama ini. Merdeka belajar membuka ruang kebebasan untuk bertindak dan menciptakan pembelajaran menyenangkan, mendorong semangat, dan memotivasi kreativitas peserta didik," lanjutnya.
Tujuan dari implementasi merdeka belajar dari kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah bagaimana guru menjadi guru merdeka.
Sebagai upaya membantu peserta didik mencapai prestasi belajar yang unik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H