Kebijakan merdeka belajar menjadi tantangan bagi guru tidak hanya memberikan kebebasan belajar pada peserta didik namun juga bagaimana menciptakan strategi implementasi merdeka belajar yang ideal.
Namun seringkali ada persepsi yang kurang pas dari implementasi merdeka belajar pada aktivitas pembelajaran di sekolah.
Seringkali merdeka belajar dianggap sebagai kebebasan belajar yang belum sesuai dengan konsep dari merdeka belajar itu sendiri.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Pengabdian Departemen Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan pendampingan kepemimpinan pembelajaran dalam memfasilitasi kemerdekaan belajar.
Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd menjelaskan bahwa merdeka belajar bukan sepenuhnya belajar dengan bebas.
Tapi bagaimana guru bisa menjadi guru yang merdeka dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang ideal dalam memfasilitasi belajar peserta didik.
Diharapkan dengan adanya merdeka belajar mendorong semangat dan kreativitas guru dalam merancang aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan membantu peserta didik meningkatkan prestasi belajarnya.
"Merdeka belajar merupakan fasilitasi pilihan pada guru untuk merumuskan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan rekonstruktif," tutur Maisyaroh.
Maisyaroh menekankan kegiatan pendampingan kepada guru dalam memahami kebijakan merdeka belajar ini ada dua poin penting yang diharapkan bisa terlaksana dengan baik.
Kedua poin tersebut yakni memberi arah kepada peserta didik untuk belajar secara maksimal agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bakat minat mereka.
Poin berikutnya, totalitas desain pembelajaran mempertimbangkan aspek kearifan lokal sekaligus tren industri.
Salah satu guru yang mengikuti kegiatan pendampingan tersebut, Muhamad Nadif menyebut seringkali guru kesulitan dalam mencari bentuk implementasi merdeka belajar yang pas.
Beberapa kendala sering dihadapi oleh guru, terutama soal seperti apa mengkombinasikan matari pembelajaran yang sudah disiapkan dengan implementasi merdeka belajar.
Adanya kegiatan pendampingan, ia merasa terbantu untuk merumuskan pembelajaran berbasis merdeka belajar di sekolah.
"Merdeka belajar menjadi tantangan bagi guru adalah kebebasan memilih, menentukan, dan membuat keputusan yang penting dalam implementasi pembelajaran merdeka belajar," kata guru yang akrab disapa Nadhif itu.
"Terlepasnya ikatan yang mengunci proses pembelajaran yang terkesan kaku selama ini. Merdeka belajar membuka ruang kebebasan untuk bertindak dan menciptakan pembelajaran menyenangkan, mendorong semangat, dan memotivasi kreativitas peserta didik," lanjutnya.
Tujuan dari implementasi merdeka belajar dari kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah bagaimana guru menjadi guru merdeka.
Sebagai upaya membantu peserta didik mencapai prestasi belajar yang unik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H