Sebagai ujung tombak transfer pengetahuan, kegiatan pembelajaran di sekolah diharapkan semakin kreatif dan inovatif sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. Cara pembelajaran lama yakni dengan metode konvensional yang dirasa kurang efektif diterapkan di era sekarang ini.
Ditambah dengan masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi guru untuk mencari strategi pembelajaran yang efektif diterapkan baik secara tatap muka maupun pembelajaran daring.
Menghadapi permasalahan guru tersebut, Tim pengabdian Departemen Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan pendampingan.
Kegiatan pendampingan bertajuk pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif di tingkat Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan di wilayah terluar Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan secara berkelanjutan dengan metode In-On-In sejak bulan Juli lalu hingga Oktober 2022 mendatang.
Ketua Tim Pengabdian, Desi Eri Kusumaningrum, M.Pd mengatakan sekolah perlu mendapatkan dukungan dan bantuan dari perguruan tinggi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah upaya membantu guru merancang media pembelajaran yang interaktif.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Desi itu menjelaskan kondisi dua sekolah yang menjadi mitra pengabdian yakni SD Negeri 1 Sentul dan SD Negeri 2 Sentul Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.
Dimana kedua sekolah tersebut menjadi rujukan bagi masyarakat sekitar, sehingga sekolah membutuhkan pendampingan dalam meningkatkan keterampilan guru mengembangkan media pembelajaran interaktif. Hal ini bertujuan menarik minat belajar peserta didik agar tidak tertinggal dengan daerah lain.
Apalagi selama pandemi Covid-19 ketika pembelajaran dilakukan secara dalam jaringan (daring), guru hanya menggunakan aplikasi media sosial Whatsapp sebagai media pembelajaran.
Masalah itulah yang menurut Desi perlu mendapat perhatian khusus dari perguruan tinggi untuk membantu sekolah meningkat kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar peserta didik di daerah tersebut.
"Metode pembelajaran yang masih monoton yakni guru membaca materi lalu membagi tugas yang harus dikerjakan siswa, merupakan pola lama yang harus mulai dirubah. Karena siswa akan kesulitan dalam mendalami materi pembelajaran," ungkap Desi.
"Melalui media pembelajaran yang interaktif, diharapkan dapat memantik minat belajar siswa. Karena pembelajaran dilakukan secara aktif dengan memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif sehingga minat dan daya kreativitas siswa dapat meningkat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran," sambungnya.
Desi berharap adanya kegiatan pendampingan yang dilaksanakan dapat membantu guru dalam merancang media pembelajaran yang interaktif. Dimana pengetahuan dan keterampialan yang diberikan oleh tim pengabdian dapat diterapkan secara berkelanjutan di kedua sekolah mitra pengabdian tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H