Mohon tunggu...
Bagus Rachmad Saputra
Bagus Rachmad Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang

Penulis buku Kepemimpinan Pembelajaran Di Era Abad 21 (2020) dan Kumpulan Puisi Titik Balik (2020)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Derby Klub Sepak Bola di Indonesia, Menarik Sekaligus Pelik

7 Mei 2021   20:11 Diperbarui: 9 Mei 2021   11:12 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)

Tiket pertandingan pun selalu ludes jauh-jauh hari sebelum laga keduanya digelar baik di Surabaya maupun di Malang. Terakhir kedua tim bertemu pada turnamen Piala Gubernur Jawa Timur pada 2020 lalu, saat itu Persebaya sukses membekuk Arema FC dengan skor 4-2 di Stadion Supriyadi Kota Blitar. Kedua tim pun menjadi tim asal Jawa Timur yang selalu eksis di papan atas persepakbolaan tanah air dan sukses menyabet beragam gelar.

Derby Mataram (PSIM Yogyakarta vs Persis Solo)

Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)
Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)Panas: Laga PSIM vs Persis pada Liga 2 2019 lalu berakhir ricuh-(sumber: goal.com)
Rivalitas antara PSIM Yogyakarta dan Persis Solo sebagai klub inisiator pendirian federasi sepak bola tanah air, PSSI. Menjadi salah satu derby terpanas yang ada di Indonesia, tensi derby yang dikenal dengan istilah Derby Mataram ini tak kalah panasnya dengan derby antara Persija Jakarta vs Persib Bandung atau Persebaya Surabaya vs Arema FC. 

Rivalitas kedua tim pun diwarnai oleh sejarah dimasa lalu saat kedua daerah bekas kerajaan Mataram itu terpecah menjadi dua, Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta atau Solo.

Benih persaingan yang terjadi sejak masa lampau silam guna memperebutkan supremasi daerah yang memiliki budaya Jawa paling otentik. Membuat laga kedua tim tersebut selalu berlangsung panas dan diwarnai tensi tinggi di lapangan. 

Kedua kelompok suporter baik pendukung PSIM, Brajamusti dan Maident serta pendukung Persis, Pasopati kerap terlibat konflik baik saat kedua tim bertemu maupun di luar pertandingan. Hal ini terjadi mengingat jarak antara Yogyakarta dan Solo yang tidak terlalu jauh membuat kedua kelompok suporter rawan terjadi gesekan terutama saat kedua kelompok suporter melewati daerah rival mereka masing-masing.

Memenangkan laga derby berarti sama saja dengan menjadi yang terbaik di tanah Mataram. Sehingga laga dipastikan akan berlangsung keras sejak peluit pertama dibunyikan. Sempat berada dilevel tertinggi sepak bola tanah air diawal kompetisi profesional Liga Indonesia, namun dalam beberapa musim terakhir kedua tim masih belum bisa beranjak dari kasta kedua sepak bola Indonesia. Musim ini keduanya pun memiliki target yang sama yakni promosi ke Liga 1.

Baik PSIM dan Persis saat ini juga didukung oleh finansial tim yang kuat sehin

gga mereka mampu mendatangkan pemain-pemain berkualitas ditimnya masing-masing. PSIM mendapat sokongkan dana dari pengusaha, Bambang Sutanto. Sementara Persis baru saja diambil alih kepemilikannya oleh Kaesang Pangarep, Erick Thohir, dan juga Kevin Nugroho. Tentu dengan dukungan dana yang cukup melimpah tersebut akan sangat menarik apabila pecinta sepak bola tanah air dapat melihat persaingan keduanya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun