Kedua suporter sering kali masih terlibat bentrok di luar lapangan. Terbaru pada turnamen Piala Menpora lalu, kedua tim bertemu di partai final dan Persija sukses menjadi juara dengan agregat 4-1 atas Persib sedikit tercoreng dengan tindakan kurang terpuji kedua suporter tim.Â
Pendukung Persija merayakan euforia kemenangan timnya dengan berlebihan dan melanggar aturan protokol kesehatan saat menggelar konvoi diwilayah Jakarta. Sementara pendukung Persib meluapkan kekesalan mereka dengan melakukan aksi perusakan di kantor Persib dan juga sweeping plat kendaraan bernomor Jakarta. Hal ini sudah cukup menggambarkan begitu kerasnya rivalitas kedua tim dalam persaingan gengsi kedua daerah.
Derby Jawa Timur (Arema FC vs Persebaya Surabaya)
Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang memiliki banyak klub profesional di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Namun di antara pertemuan antar klub Jawa Timur, laga Persebaya Surabaya melawan Arema FC yang dulu bernama Arema Malang merupakan laga paling panas yang dijuluki sebagai laga Super Derby Jatim.Â
Laga keduanya bukan hanya rivalitas memperebutkan supremasi siapa klub terbaik di Jawa Timur. Namun juga diwarnai oleh persaingan gengsi kedua daerah yang memiliki kultur keras dan lugas.
Akar rivalitas kedua klub pun terbilang pelik, pasalnya Persebaya lebih dulu berdiri pada tahun 1927 dan berlaga dikompetisi perserikatan. Sementara Arema FC berdiri pada 1987 dan berkompetisi di Galatama.Â
Sehingga asal muasal rivalitas keduanya pun cukup pelik untuk diurai. Namun secara pasti ada beberapa penyebab mengapa kedua tim menjadi rival abadi dan kedua kelompok suporter baik Bonek dan Aremania sulit untuk akur dan sering terlibat bentrok.
Beberapa penyebab persaingan kedua tim berangkat pada persaingan anak muda Surabaya dan Malang yang saling berebut supremasi siapa yang terbaik di kultur masyarakat "Arek". Sejarah mencatat kedua pemuda di dua kota tersebut sempat terlibat bentrok saat konser Sepultura dan Kantata Takwa di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya.
Pemberitaan media di Jawa Timur yang tidak berimbang sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan kelompok suporter lain, serta statement beberapa petinggi klub kedua tim di masa lalu yang memantik benih-benih persaingan di kedua tim tersebut hingga aksi anarkisme dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh masing-masing kelompok suporter membuat bara kebencian d iantaranya sulit mereda.Â
Hal inilah yang membuat Kepolisian di wilayah Jawa Timur membuat perjanjian dengan kedua kelompok suporter untuk tidak melakukan away saat timnya melakukan laga tandang ke homebase rival mereka.
Sehingga setiap kali laga Persebaya melawan Arema FC digelar akan selalu menyuguhkan pertandingan yang keras antar pemain demi memenangkan pertandingan berlabel pertaruhan harga diri tersebut.Â