Mohon tunggu...
Bagus Putra W
Bagus Putra W Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis saja.

Semacam robot pekerja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kita Tidak Tahu Siapa yang Datang, Iblis atau Malaikat

26 Oktober 2024   13:26 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi AI. 

KONDISI PSIS saat ini mencerminkan sebuah drama yang rumit, di mana manajemennya, yang dipimpin oleh Yoyok Sukawi, menghadapi desakan mundur dari sejumlah suporter akibat hasil pertandingan yang kurang memuaskan hingga pekan kesembilan Liga 1 2024.

Dalam konteks ini, kita bisa menarik paralel dengan episode "Selling Out" dari serial animasi terkenal, SpongeBob SquarePants, di mana Krusty Krab diambil alih oleh manajemen baru yang menjanjikan perubahan, tetapi pada akhirnya hanya membawa kekecewaan bagi karyawan dan para pelanggan setia mereka.

Dalam episode tersebut, Tuan Krabs, pemilik Krusty Krab, menjual restorannya kepada seorang pengusaha bernama Howard Blandy. Dengan penawaran tinggi dan janji manis di depan mata, Tuan Krabs setuju untuk menyerahkan Krusty Krab. Namun, setelah pengambilalihan, manajemen baru, Krabby O'Monday, memperkenalkan bahan-bahan murahan dan sistem otomatisasi yang merusak kualitas makanan yang selama ini menjadi andalan restoran. 

Hasilnya, restoran yang dulunya kaya akan cita rasa dan kehangatan berubah menjadi industri yang dingin dan tidak memuaskan.

Analogi ini sangat relevan dengan situasi yang dihadapi PSIS saat ini. Yoyok Sukawi, yang telah mengabdikan diri selama 23 tahun untuk klub, kini menghadapi tekanan dari suporter yang tidak puas dengan performa tim. Di tengah ketidakpuasan ini, rumor tentang calon investor baru yang siap mengakuisisi PSIS semakin menguat. 

Investor ini menjanjikan manajemen yang lebih modern dan modal yang lebih besar, seolah-olah datang dengan seikat bunga dan janji akan membawa klub ke puncak kesuksesan baru.

Namun, seperti dalam cerita SpongeBob, kita harus bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya yang datang ini. Apakah mereka benar-benar membawa solusi yang diharapkan, atau justru akan menghancurkan nilai-nilai yang telah dibangun oleh manajemen lama?

Seperti gadis muda yang tergoda oleh pemuda tampan yang baru datang membawa seikat bunga, sebagian suporter mungkin terpesona oleh tawaran dan janji manis, tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin muncul di kemudian hari. Parahnya lagi, sang gadis itu seakan mengabaikan perjalanan sejarah masa lalunya. Dengan sangat tega mendepak kekasih hati yang sudah lama menemaninya dalam suka maupun duka, bahkan saat dalam keterpurukan.

Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa Yoyok Sukawi telah menjadi bagian integral dari perjalanan PSIS, baik dalam suka maupun duka. Mengganti manajemen yang sudah berpengalaman dengan yang belum teruji bisa jadi merupakan tindakan yang berisiko sangat tinggi. 

Kita mungkin hanya melihat tampilan luar dari tawaran tersebut, tanpa tahu isi sebenarnya di baliknya. Apakah itu adalah iblis yang akan membawa kehancuran, atau malaikat yang akan membawa berkah?

Kesimpulan dari situasi ini adalah bahwa dalam dunia sepak bola, seperti dalam kehidupan, tidak ada jaminan. Kita harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan tidak terburu-buru untuk menghakimi siapa yang datang dengan janji-janji manis. 

Apakah mereka benar-benar ingin berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik, atau hanya mencari keuntungan sesaat? Semua ini membawa kita pada satu pertanyaan mendasar: Kita tidak tahu siapa yang datang, iblis atau malaikat.

Dalam menghadapi ketidakpastian ini, suporter PSIS harus merenungkan pilihan mereka dengan bijak. Kekuatan klub tidak hanya terletak pada modal finansial, tetapi juga pada komitmen dan dedikasi individu yang telah mengabdikan diri untuk membangun klub tersebut. Mari kita jaga integritas dan nilai-nilai yang telah dibangun, serta bersikap kritis terhadap setiap tawaran yang datang. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan masa depan PSIS yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Sekali lagi, kita tidak tahu, orang baru yang datang dengan janji manis itu sebenarnya iblis atau malaikat.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun