Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Dimana Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu yang berguna untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.Â
Sedangkan Pendidikan yaitu upaya memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai amggota masyarakat.
Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa sung Tulodho yang secara harfiah diartikan yaitu Didepan Memberi contoh. Artinya, kita sebagai guru haruslah menjadi teladan bagi anak didik dimana segala tingkah laku, perkataan, penampilan dan semua yang melekat pada diri seorang guru hendaknya dapat memberikan contoh teladan untuk murid yang nantinya diharapkan murid akan mengikuti segala tingkah laku dari seorang guru.Â
Kemudian yang kedua yaitu Ing Madya mangun Karsa artinya yang ditengah membangun keinginan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sebagai guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik dan dapat memposisikan dirinya sebagai teman sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan humanis agar peserta didik dapat mengembangkan segala potensi, keinginan dan cita-citanya.Â
Yang ketiga adalah Tut Wuri Handayani artinya dari belakang memberi dorongan. Hal ini berarti guru sebagai pemimpin pembelajaran harus selalu mendorong peserta didiknya dalam mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh peserta didiknya.
Dari Trilogi tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dimana kita sebagai guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat dari segala situasi yang terjadi dengan tetap mengutamakan nilai-nilai kebajikan.Â
Sebagai pemimpin pembelajaran guru juga harus menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada peserta didik. Sehingga, nilai-nilai yang tertanam dalam diri peserta didik dapat diimplementasikan Ketika mereka dihadapkan pada sebuah situasi yang mengharuskannya untuk mengambil sebuah keputusan baik disekolah maupun didalam kehidupannya sehari-hari.
Didalam menghadapi suatu permasalahan disekolah, proses coaching sangat diperlukan untuk menentukan langkah yang akan diambil pada saat membuat keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dimana kita mencoba melakukan coaching dengan berfokus pada tujuan dan solusi yang akan diambil kemudian perlunya usaha sadar dalam pengambilan sebuah keputusan dengan mengembangkan pembelajaran sosial emosional pada materi sebelumnya juga penting.Â
Penguasaan sosial dan emosional dapat memunculkan rasa empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengelola rasa marah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, kesopanan dan sikap hormat yang tentunya nilai-nilai yang muncul dari sikap sosial emosional ini dapat membuat suatu keputusan yang sangat tepat.dimana akan berdampak pada  terciptanya lingkungan yang positif,kondusif,aman dan nyaman.Â
Namun didalam kenyataannya ada kalanya sebagai seorang guru dihadapkan pada suatu permasalahan yang memang benar-benar sulit untuk melakukan keputusan karena berbagai factor diantaranya tuntutan dari atasan maupun terbentur oleh peraturan yang sudah disepakati, jika dihadapkan dengan masalah demikian tentunya kita kembalikan lagi pada paradigma yang sudah ada dan diterapkan disekolah, apakah nantinya akan dirubah ataupun dikembangkan kembali sesuai paradigma pengambilan keputusan yang sudah dipelajari dan ini memerlukan kolaborasi dan kesepakatan dengan seluruh warga sekolah.Â
Sehingga pada akhirnya merujuk pada usaha kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran agar terciptanya kemerdekaan belajar untuk setiap murid dapat terlaksana dengan baik karena setiap keputusan hendaknya harus berpengaruh pada kehidupan dan masa depan murid itu sendiri.
Kesimpulan dari pembelajaran pada modul ini serta kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita harus menuntun tumbuh kembang murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jamannya, dimana kolaborasi dengan sesama rekan kerja sangat dibutuhkan penanaman nilai-nilai kebijakan universal sangatlah penting diterapkan dengan mengintegrasikannya  dalam setiap proses pembelajaran berdiferensiasi maupun sosial emosional kepada murid agar terciptanya lingkungan belajar yang positif dan tercapainya visi misi sekolah yang berpihak pada murid.
 Di dalam prosesnya tentu tidaklah mudah, pasti banyak sekali ditemukan kendala, hambatan dan permasalahan. Pada tahap inilah kita harus menerapkan pembelajaran pada modul 3.1 ini yaitu pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Dimana nanti setiap keputusan haruslah tepat dan selalu berpihak pada murid sebagai upaya untuk memerdekakan murid sehingga murid memiliki sosok profil pelajar pancasila dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan universal  yang berguna bagi kehidupannya.
Kumpulan video tugas guru penggerak :
Koneksi antar materi modul 1.1 Refleksi Filosofis Pemikiran KHD
Koneksi antar materi modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak
Demonstrasi Kontekstual modul 1.3 Menerapkan inquiri apresiatif untuk mewujudkan Visi murid impian
Koneksi antar materi modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata Budaya Positif
Koneksi antar materi modul 2.2 Pembelajaran sosial emosional
Koneksi antar materi modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi
Koneksi antar materi modul 2.3 Proses Coaching
Aksi nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak
Aksi nyata Budaya Positif membuat kesepakatan kelas
Aksi nyata pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional
Demonstrasi Kontekstual praktik Coaching
Demonstrasi Kontekstual Budaya Positif sekolah melakukan Restitusi
Repleksi terbimbing pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Demonstrasi kontekstual modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran