Mohon tunggu...
Bagus DwiCahyono
Bagus DwiCahyono Mohon Tunggu... Dosen - Suka Humor

Tinggi Badan 168 cm BB 62 kg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Dosen dalam Mewujudkan Lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi Keperawatan yang Profesional dan Berdaya Saing Global

13 November 2023   18:42 Diperbarui: 13 November 2023   18:50 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi industri 4.0 atau dikenal dengan revolusi industri keempat telah mengubah tatanan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan keperawatan. Secara ringkas, definisi revolusi industri 4.0 sangat beragam dan memperkenalkan beberapa teknologi yang diprediksi akan mengubah lanskap industri termasuk Keperawatan yang meliputi: Big Data, Internet of Things, Komputasi Awan, Sistem Sensor Nirkabel, Augmented Reality, Robot dan Simulasi (Dio & Ong, 2019). Dampak revolusi industri keempat ini menghasilkan peluang dan ketidakpastian dalam dunia pendidikan keperawatan.

Dosen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi (Indonesia, 2008). Dosen memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu, misalnya seni, teknologi, ilmu pengetahuan, atau humaniora. Tugas utama seorang dosen adalah pengajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat yang diakui sebagai tridharma perguruan tinggi. Seorang dosen dapat dikatakan guru plus ilmuwan dengan tugas utama yang telah disebutkan sebelumnya. Pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa atau dikenal sebagai Student Centered Learning (SCL)  maka peran dosen lebih banyak sebagai fasilitator yang tidak terlalu dalam mengintervensi mahasiswanya, akan tetapi bagaimanapun dosen adalah garda terdepan dalam pendidikan di perguruan tinggi (Khusnul & Suharyadi, 2021).  

Dari berbagai sumber disebutkan bahwa karakteristik perawat profesional adalah mempunyai pengetahuan yang kuat, kemampuan kognitif seperti berpikir kritis, kompetensi emosional yang baik, kemampuan komunikasi, kemampuan teknis yang memadai, disiplin dan patuh terhadap kode etik keperawatan, serta mempunyai kemampuan dalam hal kepemimpinan. Penelitian Hartiti & Wulandari, 2018 merangkum karakteristik profesional perawat menjadi tiga yaitu caring, activism dan professionalism. Pengaturan kurikulum dan ujian perawat adalah dua elemen konteks yang berbeda yang memengaruhi identitas profesional (Chen et al., 2020).

Lulusan perawat Indonesia haruslah memiliki daya saing global supaya dapat bersaing dengan perawat dari negara lain dalam memperoleh pekerjaan khususnya di luar negeri. Daya saing global ini mencakup kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan teknologi informasi dan kemampuan interpersonal (Liputan6.com, 2019).

Di Indonesia, pada tahun 2019 tercatat sebanyak 413 program diploma tiga keperawatan. Sejak pandemi mulai, kompetensi lulusan keperawatan dipertanyakan karena banyak pembatasan dan kurangnya kesempatan praktik secara langsung (Rahmawati et al., 2023). Menurut perkiraan, diperlukan 18 juta perawat di seluruh dunia pada tahun 2023. Akan tetapi, penempatan tenaga perawat dari Indonesia ke luar negeri telah menurun dalam tiga tahun terakhir. Pasar kerja yang semakin terbuka dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang pendidikan, terutama dalam pendidikan keperawatan, membuat perawat harus memiliki kompetensi keperawatan yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja global (Fanani, 2022).

Apabila tuntutan pasar luar negeri terhadap tenaga perawat di Indonesia tinggi sementara pemenuhannya rendah yang disebabkan oleh berbagai hal yang salah satunya terkait mutu perawat maka akan berdampak pada persepsi masyarakat internasional kepada perawat di Indonesia yang  mutunya rendah. Oleh karena itu perlu diakukan upaya yang komprehensif dan terintegrasi untuk mengatasinya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia harus mengadopsi kebijakan belajar merdeka yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka secara bertahap, serta konsep Link and Match antara institusi pendidikan dan dunia industri atau pengguna lulusan. Selain itu, sebagai akibat dari penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang merupakan implementasi pasar bebas di ASEAN, sangat penting untuk menyediakan sumber daya manusia yang terampil, cerdas, dan kompeten.

Dosen haruslah memiliki sense of belonging dan kepekaan yang tinggi terhadap mutu lulusan perawat vokasi di Indonesia sehingga akan berupaya meningkatkan mutu lulusan perawat vokasi dari tahun ke tahun. Essay ini akan mengupas tentang peran dosen dalam upaya mewujudkan lulusan pendidikan tinggi vokasi keperawatan yang profesional dan berdaya saing global. Peran tersebut terdiri atas peran sebagai pendidik atau pengajar, peran sebagai peneliti dan peran sebagai pengabdi masyarakat. Poin yang akan dibahas di sini adalah peran dosen yang terintegrasi dengan kebutuhan di era revolusi industri 4.0 untuk menghasilkan lulusan perawat profesional yang berdaya saing global.

 

Peran Dosen dalam bidang pengajaran di era revolusi industri 4.0 untuk mewujudkan lulusan pendidikan tinggi vokasi keperawatan yang profesional dan berdaya saing global.

Pendidikan vokasi keperawatan didesain dengan menggunakan kurikulum yang komposisinya 60% praktik dan 40% teori. Terkini revitalisasi kurikulum Pendidikan Diploma III dan Sarjana Terapan Keperawatan pada tahun 2022 telah melalui proses yang panjang dan menggunakan pendekatan Outcome Based Education (OBE). Kurikulum ini dibuat berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dan telah mengalami perubahan signifikan sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam Standar Kompetensi Profesi dan Draft Standar Nasional Pendidikan Keperawatan (SNPK) (AIPVIKI, 2022).

Kurikulum yang menggunakan pendekatan OBE ini jelas berpusat pada mahasiswa, peran dosen di sini lebih banyak sebagai fasilitator. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendekatan kurikulum OBE ini adalah pengembangan klien standar. Penelitian Cahyono et al., (2020) menjelasakan bahwa klien standar efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dan kemampuan komunikasi terapeutik mahasiswa perawat. Pengembangan klien standar di masa revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan Augmented Reality (AR) yang efektif dalam pengembangan simulasi latihan pembedahan maksila (Ayoub & Pulijala, 2019). AR saat ini merupakan teknologi yang berkembang pesat, teknologi ini terdiri dari generasi gambar baru dari informasi digital di lingkungan fisik nyata seseorang, yang mensimulasikan lingkungan di mana yang artifisial dan nyata bercampur (Vinolo Gil et al., 2021).

Dalam melaksanaan kurikulum pendekatan OBE ini dosen dalam menyampaikan materi pembelajarannya menggunakan pengantar dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang di mix, menggunakan istilah-istilah keperawatan internasional. Soal-soal yang akan dibuat evaluasi atau diujikan ke mahasiswa menggunakan soal yang berstandar UKOMNAS dan juga dicoba soal-soal NCLEX. Hal yang penting di sini dalam pelaksanaan kurikulum pendekatan OBE adalah pelasanaan OSCE yang mulai dilakukan mulai dari drill ke mahasiswa semester akhir.

Peran Dosen dalam bidang  penelitian di era revolusi industri 4.0 untuk mewujudkan lulusan pendidikan tinggi vokasi keperawatan yang profesional dan berdaya saing global.

Continuous improvement  dalam siklus manajemen pendidikan merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh seorang dosen sebagai garda terdepan (Chaer et al., 2020). Untuk melakukan perbaikan berkelanjutan memerlukan bantuan teknologi, karena itu dosen harus "melek dan meng-update" teknologi untuk mengembangkan pendidikan vokasi keperawatan. Saat ini telah banyak aplikasi berbasis artificial intelligence yang sangat berguna dalam penelitian keperawatan. Pengembangan profesional sebagai spesialisasi praktik keperawatan ditentukan oleh standar, berdasarkan penelitian, dan sangat penting untuk hasil yang berkualitas bagi pasien dan institusi (Brunt & Morris, 2023).

Pemanfaatan teknologi yang terintegrasi dengan revolusi industri 4.0 digunakan dalam penelitian dosen. Selain menggunakan AI, penelitian dosen harus mulai menggunakan aplikasi yang ber-platform revolusi industri 4.0 seperti internet of things yang menggunakan jurnal-jurnal bereputasi internasional sebagai rujukannya. Beberapa aplikasi di bawah ini berbasis artificial intelligence (AI) seperti aplikasi Mendeley atau Zotero untuk sitasi, turnitin untuk plagiarism checker, Quillbot untuk parafrase dan DeepL untuk translate ke dalam Bahasa Indonesia.

Luaran penelitian dosen vokasi keperawatan harus dapat menghasilkan produk nyata yang dapat dimanfaatkan dan digunakan secara luas oleh masyarakat, serta yang diperlukan oleh dunia usaha dan industri. (Kemendikbud.go.id, 2022). Luaran penelitian haruslah berpedoman pada standar internasional jika ingin berdaya saing global, hal ini bisa dilakukan jika luaran penelitian tersebut di submit dan muncul di jurnal bereputasi internasional misalnya terindeks Scopus, Web Of Science, Scimago ataupun PubMed. Sebagai contoh hasil case report penelitian yang ada di jurnal  PubMed tentang manajemen keperawatan pada pasien COVID-19 (Peig et al., 2021).

Peran Dosen dalam bidang  pengabdian kepada masyarakat di era revolusi industri 4.0 untuk mewujudkan lulusan pendidikan tinggi vokasi keperawatan yang profesional dan berdaya saing global

Pengabdian kepada masyarakat merupakan peran selanjutnya dosen vokasi keperawatan setelah penelitian. Pengabdian ini merupakan hilirisasi hasil penelitian vokasi keperawatan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti: (1) pengembangan produk atau teknologi berbasis hasil penelitian yang dapat diaplikasikan di masyarakat seperti inventory tentang mengukur tingkat kepercayaan diri. (2) pelatihan atau workshop kepada masyarakat atau institusi kesehatan seperti puskesmas utnuk menerapkan hasil penelitian. Seperti pelatihan tentang pemberian terapi reminesence dalam menurunkan depresi lansia dengan keterbatasan gerak akibat stroke (Nurhalimah et al., 2022).

Selanjutnya laporan hasil pengabdian kepada masyarakat tersebut dapat di submit pada jurnal pengabdian masyaratak yang tentunya terakreditasi nasional maupun internasional guna mendukung pengembangan lulusan berdaya saing global.

KESIMPULAN

Revitalisasi Program Diploma III Keperawatan tahun 2022 oleh AIPVIKI berfokus pada Outcome Based Education (OBE). Peran dosen dalam hal ini adalah melaksanakan program pengajaran yang berfokus pada OBE tersebut dengan memanfaatkan teknologi hasil revolusi industri 4.0  seperti augmented reality (AR).

Pengembangan profesional sangat penting untuk hasil yang berkualitas bagi mahasiswa dan institusi dengan melakukan integrasi teknologi berbasia revolusi Industri 4.0. Hasil penelitian harus bermanfaat bagi dunia usaha dan industri serta masyarakat, dan harus mengikuti standar internasional.

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen vokasi keperawatan haruslah tersambung dengan penelitian atau dengan kata lain melakukan hilirisasi hasil penelitian melalui program seperti pengembangan produk atau tekologi hasil penelitian dan melakukan workshop hasil penelitian kepada masyarakat.

REFERENSI

AIPVIKI. (2022). Webinar: Launching Kurikulum Pendidikan Vokasi Diploma III & Sarjana Terapan Keperawatan -- Ners 2022. https://aipviki.org/2022/06/webinar-launching-kurikulum-pendidikan-vokasi-diploma-iii-sarjana-terapan-keperawatan-ners-2022/

Ayoub, A., & Pulijala, Y. (2019). The application of virtual reality and augmented reality in Oral & Maxillofacial  Surgery. BMC Oral Health, 19(1), 238. https://doi.org/10.1186/s12903-019-0937-8

Brunt, B. A., & Morris, M. M. (2023). Nursing Professional Development.

Cahyono, B. D., Zuhroidah, I., & Sujarwadi, M. (2020). Effectiveness of Standardized Patients and Role-Play Simulation Methods in Improving Self-Confidence and Therapeutic Communication Skills of Nursing Students. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 9(1), 9--15. https://doi.org/https://doi.org/10.36720/nhjk.v9i1.128

Chaer, M. T., Septiawan, Y., Hadi, S., Arlotas, R. K., Rahmayanti, N., Lubis, M. A., Keban, Y. B., Dewi, N. P. C. P., Purandina, I. P. Y., & Fathoni, A. (2020). Membangun pendidikan Indonesia berkelas dunia. Goresan Pena.

Chen, Y., Zhang, Y., & Jin, R. (2020). Professional Identity of Male Nursing Students in 3-Year Colleges and Junior Male  Nurses in China. American Journal of Men's Health, 14(4), 1557988320936583. https://doi.org/10.1177/1557988320936583

Dio, M. J. S., & Ong, I. L. (2019). Research, Technology, Education & Scholarship in the Fourth Industrial Revolution  [4IR]: Influences in Nursing and the Health Sciences. The Journal of Medical Investigation: JMI, 66(1.2), 3--7. https://doi.org/10.2152/jmi.66.3

Fanani, M. (2022). 2023, dunia butuh 18 juta perawat kesehatan. https://www.suara.com.hk/2023-dunia-butuh-18-juta-perawat-kesehatan/

Hartiti, T., & Wulandari, D. (2018). Karakteristik profesional keperawatan pada mahasiswa studi ners Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. Nurscope: Jurnal Keperawatan Pemikiran Ilmiah, 4(3), 72--79.

Indonesia, T. R. K. B. B. (2008). Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kemendikbud.go.id. (2022). Riset Terapan Perguruan Tinggi Vokasi Didorong Penuhi Kebutuhan DUDI dan Masyarakat. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/11/riset-terapan-perguruan-tinggi-vokasi-didorong-penuhi-kebutuhan-dudi-dan-masyarakat

Khusnul, N. R. I., & Suharyadi, A. (2021). Strategi Dosen Dalam Manajemen E-Learning Guna Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 8(1), 34--48.

Liputan6.com. (2019). Perawat Indonesia Berpeluang Kerja di AS, Ini Buktinya. https://www.liputan6.com/global/read/3902909/perawat-indonesia-berpeluang-kerja-di-as-ini-buktinya

Nurhalimah, N., Haryati, O., & Nurlaela, E. (2022). Pemberian Terapi Reminesence dalam Menurunkan Depresi Lansia dengan Keterbatasan Gerak Akibat Stroke. PROSIDING SEMNAS HILIRISASI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2022, 269--276.

Peig, N. N. A., Djen, E., Garalza, M., Given, C., Henderson, J., O'Connor, T., Serrano, C. P., Veatch, A., Rodriguez, M., Murray, K., Miller, P. S., & Marcarian, T. (2021). Nursing Management of a Patient With COVID-19 Receiving ECMO: A Case Report. Critical Care Nurse, 41(6), 12--21. https://doi.org/10.4037/ccn2021929

Rahmawati, V., Casman, C., Rosliany, N., Silalahi, M., Yesayas, F., Kamal, M., & Utami, R. (2023). Pelatihan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Sebagai Upaya Peningkatan Kesiapan Program Exit-Exam Mahasiswa Keperawatan. Buguh: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 11--18.

Vinolo Gil, M. J., Gonzalez-Medina, G., Lucena-Anton, D., Perez-Cabezas, V., Ruiz-Molinero, M. D. C., & Martn-Valero, R. (2021). Augmented Reality in Physical Therapy: Systematic Review and Meta-analysis. JMIR Serious Games, 9(4), e30985. https://doi.org/10.2196/30985

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun