Mohon tunggu...
bagus djenar
bagus djenar Mohon Tunggu... Lainnya - buruh swasta

binatang penyayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendekar di Bulan Muharram

2 Oktober 2016   13:25 Diperbarui: 2 Oktober 2016   13:38 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi apa sebenarnya definisi pendekar itu?

Bukan kapasitas saya untuk menjelaskannya secara detil, saya hanya menulis dari sudut pandang awam saja. Apa yang ingin saya sampaikan lewat tulisan ini sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi “nyekar” yang dilakukan para pendekar di kota kami pada bulan muharram .

bulan muharram, ada salah satu tradisi yang terus dilakukan turun temurun dari waktu ke waktu, yaitu tradisi “nyekar”.

Tradisi ini dilakukan oleh ratusan bahkan ribuan pendekar dikota madiun, bahkan sampai dari luar daerah juga ikut berpartisipasi dalam tradisi yg dianggap sakral ini. ada yang melakukan bertepatan pada tanggal 1 muharram, ada juga yang melakukan tradisi tersebut pada 10 muharram. Mereka beramai ramai turun ke jalan menuju makam para sesepuh perguruan silat masing-masing.

“Memang Tradisi harus dijaga, demikian juga dengan kesatuan para pemudanya, berbeda itu soal pilihan, namun tetap rukun dan berhati nyaman adalah simbol kedewasaan seorang pendekar.”

Jangan sampai demi menjaga tradisi, masing-masing pihak meninggikan egonya, hingga akhirnya muncul perpecahan yang berujung dengan bentrok dan merugikan masyarakat sekitar.

Ijinkan kami tetap bangga dan merasa aman menjadi masyarakat madiun, dengan ribuan pendekar disekeliling kami. Karena bagi kami ,

Pendekar bukan hanya tentang kanuragan.

Pendekar bukan hanya tentang jurus pukulan dan tendangan.

Pendekar bukan hanya tentang siapa kawan dan siapa lawan.

Pendekar bukan hanya tentang massa ribuan yang turun ke jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun