Mohon tunggu...
Bagus Agung Santoso
Bagus Agung Santoso Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

editor handal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gelisah Dia Hilang Kala Pandemi

20 November 2020   09:51 Diperbarui: 20 November 2020   09:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 merupakan masa yang sulit dan menegangkan bagi semua orang. Kegelisahan membuat beberapa orang tidak bisa fokus bekerja di rumah, atau bahkan mengalami kesulitan untuk tidur. Anda mungkin melihat perilaku ini di dalam rumah sendiri. Kecemasan yang meningkat mungkin semakin sulit untuk dikendalikan, baik pada diri sendiri atau pada pasangan. Orang dengan gangguan kecemasan (GAD atau generalized anxiety disorder) cenderung menghadapi masa-masa sulit selama hidupnya.

Terutama terhadap pasangan anda. Pasalnya, hati dan pikirannya selalu diliputi oleh rasa was-was sehingga merasa tidak tenang memikirkan pasangannya. Apalagi di kala pandemi Covid-19 ini. Pasangan mulai belajar LDR(Long Distance Relationship). Banyak yang patah hati di tinggal oleh pasangan mereka, mulai dari sudah dapet yang lebih deket, sudah dapat yang lebih baik, ada juga yang beralasan tidak percaya kepada pasangannya sendiri. Padahal semua argumen-argumen yang ada di pikirannya belum tentu benar atau akan terjadi. Efek cemas berlebihan ini ternyata tidak hanya untuk penderitanya saja, tetapi juga untuk pasangan. Lantas, bagaimana kecemasan berlebihan memengaruhi hubungan asmara dengan pasangan? Berikut penjelasannya.

Orang yang diliputi rasa cemas cenderung bergantung dengan pasangannya

Beberapa orang dengan GAD merasa sangat membutuhkan pasangan atau teman terbaiknya. Pasalnya, mereka percaya bahwa pasangan dan orang di sekitarnya akan memberikan dukungan kepadanya. Karena itulah, orang dengan GAD bisa menjadi sangat bergantung atau dependen kepada pasangannya.

Namun, efek cemas berlebihan dapat menimbulkan kecurigaan atau paranoid yang tidak tepat. Misalnya, merasa curiga saat pasangan tidak merespon chat dengan cepat, takut pasangan tiba-tiba menjadi tidak setia, dan berbagai kecemasan lainnya. Apalagi kala pandemi ini, mulai tugas yang begitu banyak, namun tidak ada materi pelajaran yang faham. Untuk mengabari pasangan biasanya sampai tidak sempat, namun pasangan terkadang tidak bisa memahami hal tersebut. Dalam hubungan pertemanan, orang dengan GAD mungkin berpikir bahwa sahabat terbaiknya sedang membicarakannya di belakang.

Orang yang mengalami cemas berlebihan juga lebih mudah terpancing emosi negatif. Suasana hati yang labil ini membuat mereka sering marah kepada pasangan tanpa sebab. Maka, tak heran jika lama kelamaan pasangan Anda merasa terganggu dan menurunkan kepercayaannya terhadap Anda. Akibatnya, hubungan asmara Anda terancam goyah.

Bila Anda salah satunya, cobalah untuk mengingatkan diri Anda sendiri bahwa kecurigaan Anda hanyalah sebatas buah pikiran Anda. Luangkanlah waktu Anda sejenak untuk mempertimbangkan hal-hal yang membuat Anda cemas dan khawatir. Apakah karena efek kelelahan, beban pekerjaan, atau suasana hati yang buruk.

Tidak ada salahnya untuk meminta saran terapis untuk menjalani terapi kognitif dan perilaku.

Terapi ini dapat membantu Anda mengurangi efek cemas berlebihan yang berdampak pada pasangan Anda. Anda dan pasangan bisa saling mengutarakan masalah masing-masing dan memutuskan tindakan terbaik untuk mengatasinya.

Di sisi lain, mereka malah bisa menghindari pasangannya

Sementara itu, beberapa orang dengan GAD bisa menjadi sangat independen dan hobi menyendiri. Artinya, mereka lebih memilih untuk untuk menghindar dari orang lain. Ini diduga karena mereka sedang berusaha mengendalikan emosi negatifnya agar tidak berdampak pada orang lain.

Orang dengan cemas berlebihan bisa menjadi lebih tertutup dan jarang mengungkapkan perasaannya. Hal ini malah membuat mereka terkesan kurang berempati dan bersikap dingin pada orang lain.

Bila Anda salah satunya, Anda mungkin merasa tidak nyaman dengan keintiman dalam hubungan yang romatis. Atau bisa juga menjadi tidak percaya terhadap apa pun yang pasangan katakan atau lakukan. Bahkan ketika dilanda masalah, Anda mungkin lebih menahan diri untuk tidak mengutarakan isi hati Anda.

Untuk mengatasinya, cobalah untuk menjalani terapi kognitif perilaku dan terapi proses interpersonal-emosional. Kedua terapi ini dapat membantu Anda menjelajahi hubungan masa lalu, masa kini, dan emosi. Tujuannya adalah agar Anda bisa menemukan penyebab cemas berlebihan dan memercayai kehadiran pasangan Anda.

Tips mengatasi efek cemas berlebihan untuk menjaga keharmonisan hubungan asmara

Pada situasi yang menegangkan atau tidak tentu seperti pandemi ini, kecemasan itu wajar. Akan tetapi, bagi orang yang memiliki GAD atau gangguan kecemasan, Anda membutuhkan bantuan orang lain untuk mengendalikan kecemasan. Misalnya terapis atau dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).

Obat-obatan yang mungkin diresepkan untuk membantu menenangkan kecemasan Anda terhadap sesuatu di antaranya selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI). Efek ketenangan dari obat tersebut dapat membantu Anda berpikir lebih jernih dan lebih stabil.

Yang terpenting adalah tetap adanya dukungan dari keluarga dan orang terdekat, terutama orang terdekat  Anda sendiri. Orang yang mengalami cemas berlebihan membutuhkan motivasi dari orang terdekat. Lakukan tips ini bersama pasangan agar Anda lebih mudah menurunkan efek cemas berlebihan terhadap pasangan , di antaranya:

1. Temukan penyebab kecemasan

Kecemasan dapat disebabkan karena pengalaman masa lalu, prediksi masa depan, atau kekhawatiran saat ini. Nah, cobalah untuk menemukan penyebab kecemasan Anda. Contohnya, apa yang Anda inginkan atau butuhkan dari pasangan saat ini dan pemecahan seperti apa yang Anda dan pasangan inginkan.

2. Berlatih mendengarkan

Cara ini dapat membantu Anda memperbaiki pola komunikasi yang pasif atau agresif dalam hubungan Anda selama ini. Komunikasikan dan bicaralah dari hati ke hati agar Anda dan pasangan saling berbagi masalah yang dialami.

3. Pikirkan hal-hal positif saja

Saat diliputi oleh kekhawatiran, Anda menjadi sangat mudah untuk mengabaikan hal-hal positif di sekitar Anda. Karena itu, cobalah untuk menghadirkan pikiran-pikiran positif terhadap pasangan Anda dengan mempercayainya sepenuh hati.

Lakukan Aktivitas Fisik

Kecemasan dan ketakutan cenderung memberi energi, sementara depresi menyedot energi. Jika kamu tidak menggerakkan tubuh, maka energi berlebih itu tidak punya tempat lain dan dapat membuat kamu merasa lelah atau menyebabkan sulit tidur. Aktivitas keluarga yang memaksa seseorang untuk menjadi aktif akan membantu kamu dan pasangan merasa lebih baik.

Jika kamu dan pasangan tidak berolahraga secara teratur, pertimbangkan untuk mencoba program latihan bersama. Kamu bisa melakukan yoga restoratif yang berguna jika pasangan merasa kewalahan dengan emosi dan membutuhkan strategi manajemen kecemasan yang ia alami.

Ingatlah satu hal, kamu tidak benar-benar sendiri menghadapi kesulitan ini. Ada banyak orang lain di luar sana yang mungkin mengalami gangguan kecemasan selama pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun