Mohon tunggu...
Bagus Setiawan
Bagus Setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Sukarno

23 Agustus 2016   10:02 Diperbarui: 24 Agustus 2016   09:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta terhadap tanah air

Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu suku, bukan milik suatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari sabang sampai merauke.” (Sukarno)

Pada era kekinian, cinta terhadap tanah air apakah hanya sebuah ungkapan melalui media sosial semata? Tentu tidak. Menjamurnya media sosial dikalangan masyarakat tampaknya memberikan pengaruh pula terhadap rasa cinta tanah air Indonesia. Media sosial yang mestinya menjadi tempat transaksi nilai-nilai kebudayaan sekaligus menyuguhkan informasi yang obyektif telah beralihfungsi menjadi ladang provokasi. 

Penyebab beralihfungsinya media sosial tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya berita-berita “Hoax” yang ditulis oleh oknum tak bertanggung jawab. Dampaknya, benih-benih perpecahanpun mulai mewabah yang mana sebagian masyarakat Indonesia merasa lebih bangga dirinya disebut sebagai orang A, orang B, orang C, hinga orang Z daripada disebut sebagai orang Indonesia. Dengan mengendalikan rasa etnosentris dalam diri serta menjaga persatuan dengan saling bertoleransi terhadap sesama masyarakat itupun sudah dapat menjadi bukti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun