Cinta terhadap tanah air
“Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu suku, bukan milik suatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari sabang sampai merauke.” (Sukarno)
Pada era kekinian, cinta terhadap tanah air apakah hanya sebuah ungkapan melalui media sosial semata? Tentu tidak. Menjamurnya media sosial dikalangan masyarakat tampaknya memberikan pengaruh pula terhadap rasa cinta tanah air Indonesia. Media sosial yang mestinya menjadi tempat transaksi nilai-nilai kebudayaan sekaligus menyuguhkan informasi yang obyektif telah beralihfungsi menjadi ladang provokasi.
Penyebab beralihfungsinya media sosial tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya berita-berita “Hoax” yang ditulis oleh oknum tak bertanggung jawab. Dampaknya, benih-benih perpecahanpun mulai mewabah yang mana sebagian masyarakat Indonesia merasa lebih bangga dirinya disebut sebagai orang A, orang B, orang C, hinga orang Z daripada disebut sebagai orang Indonesia. Dengan mengendalikan rasa etnosentris dalam diri serta menjaga persatuan dengan saling bertoleransi terhadap sesama masyarakat itupun sudah dapat menjadi bukti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H