Mohon tunggu...
Bagus Wahyu Mohammad Zulva
Bagus Wahyu Mohammad Zulva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Surabaya

Menyukai hal-hal yang berbau pengetahuan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghidupkan Warisan Budaya: Efektivitas Pembelajaran Langsung dalam Mengajarkan Tembang Macapat di SMP

23 Mei 2024   20:49 Diperbarui: 23 Mei 2024   20:56 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran tembang Macapat merupakan salah satu upaya penting dalam melestarikan warisan budaya Jawa yang kaya. Tembang Macapat, sebagai bagian dari sastra Jawa, memiliki nilai historis dan filosofis yang tinggi. Mengajarkan tembang Macapat kepada siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) bukan hanya sekadar mengajarkan seni musik dan menyanyi, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai budaya dan moral yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks pendidikan formal, model pembelajaran langsung atau direct learning telah terbukti menjadi metode yang efektif untuk mengajarkan tembang Macapat.

Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung adalah metode di mana guru menjadi sumber utama informasi dan pengajaran. Dalam model ini, guru memberikan instruksi yang jelas, demonstrasi konkret, serta bimbingan langsung kepada siswa. Proses pembelajaran berjalan dengan guru yang aktif memimpin dan siswa yang mengikuti instruksi serta melakukan praktik sesuai dengan arahan guru.

Keunggulan Pembelajaran Langsung dalam Mengajarkan Tembang Macapat

1. Penjelasan dan Demonstrasi yang Jelas

   Salah satu keunggulan utama dari model pembelajaran langsung adalah kemampuan guru untuk memberikan penjelasan yang detail dan demonstrasi yang jelas. Tembang Macapat memiliki struktur yang kompleks dengan wirama (irama) dan paugeran (aturan) yang harus diikuti. Dengan pembelajaran langsung, guru dapat menjelaskan setiap elemen tembang secara terperinci dan memberikan contoh nyata. Misalnya, guru dapat langsung melantunkan salah satu tembang dengan memberi contoh mulai dari titi laras (notasi) dan cakepan (lirik).

2. Interaksi dan Klarifikasi

   Model pembelajaran langsung memungkinkan terjadinya interaksi yang intens antara guru dan siswa. Siswa dapat langsung bertanya jika ada hal yang tidak dipahami, dan guru dapat memberikan klarifikasi secara langsung. Interaksi ini penting dalam pembelajaran tembang Macapat karena siswa sering kali membutuhkan penjelasan tambahan untuk memahami nuansa dan makna dari lirik tembang.

3. Umpan Balik dan Evaluasi

   Pembelajaran langsung juga memfasilitasi pemberian umpan balik yang cepat dan efektif. Guru dapat segera mengoreksi kesalahan siswa saat mereka melantunkan tembang. Misalnya, jika ada kesalahan dalam melodi atau pengucapan kata, guru dapat memberikan koreksi langsung dan siswa dapat segera memperbaikinya. Umpan balik yang cepat ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun