Mohon tunggu...
Bagus Yudananto N
Bagus Yudananto N Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi bidang Marketing Communication dan Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Urip Iku Urup

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Diplomasi Publik "Zaman Now"?

24 November 2020   14:11 Diperbarui: 24 November 2020   16:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun memilih dari kalangan publik figur, organisasi internasional tersebut tentu memilih secara hati-hati dalam menetapkan sosok yang pantas untuk merepresentasikan organisasi dan menyampaikan pesan dan tujuan yang ingin dicapai.

Pemanfaatan publik figur oleh organisasi internasional dalam melakukan diplomasi publik ini juga menarik dikaji dan diulas lebih dalam terutama yang berkaitan dengan peran dan tujuan organisasi internasional, pesan atau isu yang akan disampaikan, serta pemilihan publik figur sebagai duta berdasarkan kriteria dan kredibilitasnya.

Melihat geliat dari tren diplomasi publik tersebut, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga mengundang Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia dan CEO SM Entertainment untuk mengisi pembekalan bagi para diplomat masa depan Indonesia. Seperti yang kita tahu, gelombang korea (Hallyu) yang beberapa tahun belakangan digemari oleh masyarakat luas menjadi salah satu produk ekspor budaya dan diplomasi publik yang sukses dari Korea Selatan. 

Hal tersebut menjadi salah satu bukti nyata bahwa untuk memenangkan persaingan global dan diplomasi publik saat ini, diperlukan pendekatan-pendekatan baru dalam menjawab tantangan yang semakin dinamis.

Terlepas dari upaya pemerintah dalam melakukan kebijakan-kebijakan luar negeri dengan cara lama, nyatanya kolaborasi antara pemerintah dan industri kreatif seperti yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan maupun organisasi internasional dalam memilih publik figur sebagai duta mereka nyatanya menjadi bentuk baru dalam penerapan diplomasi publik yang efektif.

Daftar Pustaka

1.McPhail, Thomas L. (2014). Global Communication: Theories, Stakeholders, and Trends. MA, USA: Blackwell Publishing.

2.UNICEF. (2019). Nicholas Saputra, Meet UNICEF Indonesia's new National Ambassador. Diakses dari https://www.unicef.org/indonesia/nicholas-saputra.

3.Surya, Aji. (2018, 9 Maret). Saat Diplomat Muda RI Belajar "K-Pop Wave". Detik.com. Diakses dari news.detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun