Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum dalam beberapa tahun terakhir. Setiap kali perubahan terjadi, harapannya tentu untuk memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kompetensi siswa. Namun, di balik perubahan ini, banyak guru merasa lelah dengan teori-teori yang diperkenalkan tanpa panduan teknis yang jelas untuk diterapkan di kelas. Alih-alih memahami konsep-konsep baru, yang sebenarnya dibutuhkan oleh guru dan tenaga pendidik adalah panduan teknis yang komprehensif dan berkesinambungan dari tingkat SD hingga SMA.
1. Menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) yang Komprehensif dari SD hingga SMA
Salah satu kebutuhan utama dalam sistem pendidikan kita adalah adanya Tujuan Pembelajaran (TP) yang komprehensif. Standar ini perlu dirancang dengan matang oleh pemerintah bersama para ahli dan praktisi pendidikan, sehingga setiap jenjang---dari SD, SMP, hingga SMA---memiliki target dan pencapaian yang jelas dan tidak bertumpuk. Dengan TP yang jelas, kesinambungan dalam proses pembelajaran bisa terwujud, dan siswa tidak perlu dihadapkan pada pengulangan atau loncatan materi yang membingungkan.
Standar yang Tumpang Tindih Harus Dihindari: Guru sering kali dihadapkan pada kurikulum yang tidak sinkron antara satu jenjang ke jenjang berikutnya. Pengembangan standar yang tumpang tindih ini perlu segera diatasi melalui peta jalan yang konkret agar tercipta pembelajaran yang runtut dan terarah.
2. Panduan Teknis Moderasi Guru di Kelas: Lebih dari Sekadar Teori
Mengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga bagaimana guru dapat mengelola kelas dengan efektif. Namun, tanpa panduan moderasi teknis, sulit bagi guru untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Moderasi teknis ini meliputi langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan di kelas---misalnya, bagaimana mengelola keaktifan siswa, menciptakan suasana belajar yang kondusif, atau menerapkan pendekatan belajar yang berbeda sesuai kebutuhan siswa.
Bukan Sekadar Teori: Guru membutuhkan lebih dari sekadar konsep. Mereka butuh alat bantu yang relevan, seperti buku panduan teknis atau video demonstrasi yang bisa diterapkan langsung di kelas. Bukankah kita semua tahu bahwa teori saja tidak cukup? Penerapan yang terarah dan praktis akan jauh lebih berarti.
3. Platform Merdeka Mengajar: Membuatnya Lebih Aplikatif
Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah salah satu inovasi untuk membantu guru belajar mandiri. Namun, agar lebih bermanfaat, PMM sebaiknya tidak diwajibkan, melainkan dibuat sebagai sumber belajar bagi guru yang ingin meningkatkan kompetensinya. Konten PMM juga perlu ditambahkan dengan materi yang aplikatif, seperti video latihan teknis atau panduan praktis lainnya yang bisa langsung diterapkan oleh guru di kelas.
4. Standar dan Moderasi yang Konsisten dalam Pembelajaran
Saat ini, konsistensi standar dan moderasi antar-guru masih menjadi tantangan. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang merata, moderasi ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada guru atau kepala sekolah. Butuh panduan yang lebih mendalam dari pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua tenaga pendidik berada pada jalur yang sama, memahami standar yang serupa, dan memberikan kualitas yang setara bagi siswa.
5. Reward, Punishment, dan Quality Control (QC) yang Jelas
Kesejahteraan dan apresiasi terhadap guru juga menjadi kunci peningkatan kualitas pendidikan. Dengan mekanisme reward dan punishment yang jelas, guru yang berprestasi bisa mendapatkan penghargaan yang layak, sementara guru yang membutuhkan dukungan lebih bisa dibantu untuk mencapai standar yang diharapkan. Quality Control (QC) yang konsisten juga perlu diterapkan untuk menjaga kualitas pendidikan tetap tinggi.
6. Fokus pada Teknis, Serahkan Teori kepada Para Ahli
Guru masa kini telah memiliki akses yang luas ke berbagai konsep pendidikan melalui internet. Sementara itu, yang mereka butuhkan adalah dukungan teknis dari akademisi, ahli, dan cendekiawan untuk implementasi yang lebih praktis dan efektif. Dengan mengutamakan langkah-langkah teknis, para guru bisa lebih fokus dalam menerapkan metode yang berhasil di kelas, sementara pengembangan teori pendidikan bisa dipercayakan kepada para ahli.
Kesimpulan
Perubahan kurikulum yang terlalu sering tanpa disertai panduan teknis yang memadai bisa menjadi beban tersendiri bagi para guru. Kita perlu mendesain ulang sistem pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan nyata guru di lapangan: pedoman yang praktis dan terarah, bukan sekadar teori yang sulit diaplikasikan. Dengan TP yang komprehensif, teknis moderasi yang jelas, dan reward serta quality control yang tegas, pendidikan Indonesia akan lebih siap membentuk generasi yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H