musuh adalah sebuah pilihan yang harus diambil oleh pemimpin dan seluruh masyarakat yang tinggal dalam wilayah tersebut, tentu saja pertempuran untuk mepertahankan wilayah dan pertempuran untuk memperluas wilayah atau mengambil wilayah yang telah jatuh ketangan musuh memiliki kemiripan strategi, peran semua pihak yang berada dalam wilayah tersebut untuk berkontribusi sekaligus merumuskan cara dan strategi bagaimana untuk memukul mundur musuh atau mengusir musuh dari wilayah kita sangat diperlukan tidak hanya peran seorang panglima atau raja. Sebab perang jika hanya mengandalkan angkatan perang akan hancur dan yang hanya mengandalkan kebajikan juga akan musnah inilah konsep perang dalam Buku Si Ma Fa (The Military Code of Si Ma).
Petempuran dalam mempertahankan suatu wilayah dari seranganJadi apa yang harus dipersiapkan untuk mencapai kemenangan tanpa harus mengalahkan lawan?. Sun Tzu adalah salah satu cara untuk hal itu.
Bermula dari Raja He Lu dari Negeri Wu yang telah membaca buku Seni Berperang karangan Sun Wu (Sun Tzu) tertarik untuk menerapkan pada 180 prajuritnya.
Sun Wu menamakan dirinya adalah Chang Qing. "Tzu" adalah gelar kehormatan seorang laki-laki atas prestasinya pada zaman China kuno, dan terkenalnya adalah Sun Tzu, dan teori kemiliterannya juga dinamakan seni berperang Sun Tzu dan dia hidup pada masa Confucius (Khong Hu Cu). Sun Tzu adalah seorang ahli militer terkenal dan merupakan ahli strategi pertama dari China.
Kedudukannya dalam ilmu kemiliteran China setara dengan  Confucius, Guru dalam ajaran Confucianisme. Karena itu Sun Tzu dijuluki "Guru Militer" dari China.
Mulai dilatihlah 180 prajurit pilihan tersebut di bagi dua kelompok setiap kelompok dipimpin oleh satu orang prajurit pilihan Raja He Lu.
Sebelum melatih Sun Wu menyampaikan arahannya pada para prajurit pilihan :
Perang merupakan hal penting bagi suatu negara yang berkaitan dengan hidup dan matinya rakyat, dan bertahan atau musnahnya suatu kekuasaan, serta pemerintahan. Oleh karena itu, dituntut suatu pengkajian yang serius.
Hasil peperangan ditentukan oleh lima faktor, dan faktor moral menduduki peringkat pertama.Â
Hanya dengan menjunjung moral, seorang pemimpin akan berhasil memperoleh dukungan rakyat.Â
Dukungan rakyat kepada penguasa (bersatunya hati dan pikiran seluruh bangsa, mulai dari pemimpin sampai rakyat jelata, serta kesediaan rakyat untuk jatuh bangun bersama), merupakan syarat tercapainya kemenangan dalam peperangan.Â