Kemudian agar segala kegiatan dan usaha harus disesuaikan  dengan makna nama ini dan cita-cita didirikannya  Kalimantan Tengah, serta semoga dapat memberi contoh yang baik bagi daerah-daerah  lainya;
Pada bagian akhir  dari pidato sambutan Bapak Gubernur Raden Temenggu Ario/RTA Milono, bahwa lahirnya Provinsi Kalimantan Tengah memiliki dua keistimewaan :
Pertama :
Pada simbol angka 17, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan Provinsi yang ke-17, dilahirkan oleh Kabinet Karya, Kabinet yang ke-17 dan Pahandut Kampung ke-17 dari Kuala Kapuas Ibu Kota Kabupaten  Kapuas dan kampung ke-17 dari Muara Sungai Kahayan.
Kedua :
Lahirnya Provinsi Kalimantan Tengah bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan hari Paskah. Karenanya kata Pak Gubernur RTA Milono tetap peliharalah kesucian dan kemuliaan tersebut seterusnya dan janganlah nantinya menjadi tempat perebutan pangkat dan kursi jababatan.
Aku dan adiku berusaha keras memahami apa yang disampaikan ayah dalam cerita sore ini, sambil menarik napas kami berdua mendengarkan lanjutan cerita ayah, sementara Ibu sambil memangku adik.
Nah anak anak, ayah melanjutkan ceritanya :
Presiden Rebublik Indonesia Pertama Ir. Sukarno melakukan Mantejek jihi ije solak (peletakan tiang pertama) pembangunan Kota Palangka Raya pada tanggal 17 Juli 1957 jam 10.17 WIB, yaitu monumen megah yang nampak dari sini, ayah sambil mengacungkan jari telunjuk ke monomen tersebut dekat dengan Jembatan Sungai Kahayan, tepatnya depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, disana berkumpul Presiden RI Pertama Ir. Sukarno, Ibu S Milono ( Istri Gubernur RTA Milono) , Ibu Kusno Utomo (Istri Panglima VI Tanjung Pura), H Patiamun Istri Kapten AD Patiamun, Ir. Pangeran Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan Pertama), RTA Milono Gubernur Kalimantan Tengah pertama yang terkenal dengan Bapak Kalimantan, dan Kolonel Utomo Panglika VI Tangjung Pura.
Kami berdua tercengang  ternayata temapat kita bermain tugu yang ada Presiden RI Pertama Ir. Sukarno adalah dulu berkumpul para perintis dan pejuang Kalimantan Tengah, wow batinku.
Nah anak-anak sebelum ayah tutup cerita ini, ayah berpesan jadilah anak yang menghargai budaya lelulur, karena budaya Dayak terdapat nilai yang adiluhung sampai kapanpun, Isen Mulang adalah salah satunya, bahwa kita jangan gampang menyerah untuk mencapai tujuan, berjuang, belajar, bekerja, bertindak, bersemngat dengan tidak mencederai budaya leluhur dan masyarakat sekitar, maka kita secara tidak langsung sudah menghormati para Leluhur Dayak.