Jasa surat atau paket saja belum sampai ke desa ini, sehingga jika ada keperluaan mendadak menjadi kendala utama disini. Mereka hanya bisa mendapatkan paket sampai di desa sebelah.
Meski sekolah ini termasuk kategori 3T, tidak menyurutkan guru untuk tetap mengajar dan mendidik disekolah, bahkan antusius juga terlihat dari siswanya.
Sekolah ini hanya memiliki 3 rombel dari 1, 2, dan 3. Setia rombel diisi berkisar 30-35 orang. Jumlah guru ada 13 orang (6 PNS, selebihnya honor). Meski terisolir namun guru yang mengajar di sekolah ini 2 orang pendidikan srata dua (kepsek dan guru matematika) dan 1 orang guru IPA masih studi program pasca di UNY.
Pendidikan strata dua mereka tidak terlepas dari program kemendiknas yaitu Beasiswa P2TK bagi guru sekolah menengah. Inilah salah satu peran pemerintah pusat dalam menuntaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang jauh.
Mengenai prestasi sekolah ini tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan atau yang berada di kota kabupaten. Prestasi yang pernah mereka ukir dalam bidang olah raga volly, pencak silat, catur, nilai tertinggi UN, Nilai tertinggi UAS, dll.
Saya jadi teringat kata-kata yang diungkap oleh Pak Ary Ginanjar waktu acara hari guru di TVRI:
"Indonesia tdk bs membangun masa depan, namun guru mampu melahirkan generasi untuk membangun masa depan. (Ary Ginanjar - ESQ)"
Masa depan bangsa ini selalu ada di pundak mereka, guru sebagai inspirator kemajuan suatu daerah, merekalah yang selalu terdepan untuk kemajuan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI