Mohon tunggu...
Muhammad Bagir
Muhammad Bagir Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Mau nulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hari Kelima: Mengeliling Cappadocia

5 September 2021   20:30 Diperbarui: 5 September 2021   20:48 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian Cerobong Peri di Taman Nasional Greme dan Situs Batu Cappadocia/Dok.Pribadi

Istilah lain dari cerobong itu fairy chimney atau hoodoos, yakni menara batu tipis yang menjorok dari dasar sungai kering. Nama tersebut diberikan karena bentuknya menyerupai cerobong peri sebagaimana dalam dongeng-dongeng yang tingginya sekitar 1,5-4,5 meter. Menara itu terdiri dari dua bagian, yaitu soft rock di bagian bawah dan jenis batu yang lebih keras di puncaknya. Menariknya, area fairy chimney dapat dieksplor dengan menaiki unta. Sayangnya, kami tak melakukannya.

Meski telah menjelaskan tentang apa yang ada di Taman Nasional Greme dan Situs Batu Cappadocia, bukan berarti saya telah berada di sana secara langsung. Perjalanan wisata kami hanya di pinggir jalan, lalu melihat beberapa hoodoos yang dijadikan tempat foto-foto oleh para wisatawan. Kurang lebih sebagaimana kami melihat deretan fairy chimney dari dalam bus sebelum sampai melipir ke pinggir jalan. Bagaimanapun, pemandangan yang saya lihat tetap menakjubkan. Mungkin disebabkan saya tak pernah melihat hal seperti itu di Indonesia. 

Di seberang jalan tempat kami mengambil gambar, terdapat para pedagang yang berjualan berbagai macam pernak-pernik. Juga, ada kios jeruk murni dan kios es krim. Karena hawa panas begitu terasa, saya membeli kedua jajanan tersebut. Sebenarnya, saya diberikan es krim, bukan beli sendiri. 

Namun, saya menduga bahwa hal itu dilakukan karena ketika membeli jeruk murni, seorang wanita yang menjadi penjual memberikan harga sebesar 20 lira (mata uang Turki) atau sekitar 40 ribu rupiah. Saya rasa seharusnya tak semahal itu. Namun, karena saya wisatawan asing, harga jualnya dinaikkan. 

Secara cepat, seorang laki-laki yang menjual es krim segera memberikan barang dagangan cuma-cuma. Barangkali dia menyadari kalau temannya sengaja menaikkan harga jual jus murni dengan pertimbangan tertentu. Tapi, saya ingin mengingatkan bahwa terkaan yang telah dipaparkan berangkat dari prasangka buruk. Jadi, semoga bukan seperti yang saya duga.

"Three Beauties"

Bus kembali jalan seperti biasanya. Kami pergi ke tempat wisata selanjutnya. Daerah yang kami kunjungi masih berada di kawasan Cappadocia. Ya, memang pada hari itu  selama seharian kami akan mengeliling kota bersejarah tersebut. Berbagai pemandangan yang terlihat masih berupa fairy chimney, dengan tanah gersang serta beragam tanaman warna-warni. Atau, tumpukan-tumpukan batu yang tercipta melalui hasil kreasi alam semesta. Di antara semua cerobong peri yang ada, rupanya terdapat satu hoodos unik dan berbeda dari lainnya. Namanya adalah "Three Beauties".

Cerobong "Three Beauties" dinyatakan sebagai salah satu simbol Cappadocia yang menawarkan pemandangan menakjubkan kepada para tamunya. Julukan itu diberikan  objek tersebut terdiri dari tiga cerobong peri yang berdekatan. Sehingga, dimaknai sebagai ayah, ibu dan anak. Kami melihat "Three Beauties" saat sampai di distrik rgp, provinsi Nevehir, Anatolia Tengah. 

Banyak wisatawan yang berkumpul di sana. Ada yang merenung sembari melihat kejauhan. Ada yang melihat berbagai pemandangan di sekitar sana dengan teropong besar yang berbayar. Ada yang sekedar berbelanja di pasar murah dekat. Alhasil, semua turis terlihat sedang menikmati hidup dengan cara mereka masing-masing.

Three Beauties/Dok.Pribadi
Three Beauties/Dok.Pribadi

Di area wisata itu, pemerintahan setempat menyediakan berbagai dekorasi untuk penggemar fotografi. Tempatnya cukup luas, sederhana, dan cukup artistik. Seperti adanya replika balon udara yang berukuran sedang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun