Menurut Isa Gautama, membangun kesadaran budaya memerlukan pendekatan sistemik. Hal ini termasuk kurikulum pendidikan yang menonjolkan nilai-nilai budaya lokal, menanamkan karakter dan mental sadar budaya kepada generasi penerus yang notabene di masa depan akan menjadi agen perubahan dan pemajuan kebudayaan itu sendiri. Pendidikan sadar budaya mesti dapat diupayakan dan bukan suatu hal yang tidak mungkin tumbuh dan direkomendasikan dari Taman Budaya Sumatera Barat, tempat bermukimnya para seniman dan budayawan. Pendidikan dasar dan menengah, yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan Provinsi tentunya mesti membuka diri tidak saja dari akademisi budaya namun juga dari para seniman dan budayawan dalam merancang materi kurikulum sadar budaya.Â
"Sekali lagi, kesadaran budaya tidak hanya penting untuk mempertahankan identitas, tetapi juga untuk memperkuat daya saing. Dengan budaya sebagai modal sosial, Sumatra Barat diyakini dapat menghadapi tantangan globalisasi dengan percaya diri. Â Kesadaran budaya juga berkaitan dengan penguatan solidaritas sosial. Budaya dapat menjadi perekat yang menyatukan berbagai elemen masyarakat, terutama di tengah ancaman polarisasi sosial yang kian meningkat," sebut Isa.
Sebagai ruang publik, kata Isa Gautama, Taman Budaya Sumatera Barat berpotensi menjadi tempat interaksi lintas generasi dan lintas komunitas. Sayangnya, data kunjungan menunjukkan bahwa hanya 25% masyarakat lokal yang memanfaatkan fasilitas ini secara rutin. Sebagian besar pengunjung terdiri dari wisatawan atau komunitas seni tertentu.
Untuk mengoptimalkan fungsi ini, Taman Budaya perlu memperluas program yang melibatkan masyarakat umum. Kolaborasi dengan sekolah dan perguruan tinggi perlu dirancang secara optimal agar dapat meningkatkan kunjungan pelajar dan mahasiswa ke Taman Budaya, sehingga mereka lebih mengenal warisan budaya daerah, kata Isa menambahkan.
Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya digelar Presidium Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat, berlangsung pukul 20.00 hingga 23.00 WIB. Tampak hadir diantaranya Ery Mefry, Hermawan, Adria Catri Tamsin, Trikora Irianto, Â seniman/budayawan lainnya, dan wartawan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H