Mohon tunggu...
Bagindo Armaidi
Bagindo Armaidi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati sosial kemasyarakatan

Hidup merupakan perjuangan yang dilalui dengan penuh suka dan duka. Menulis dan membaca bagian dari berbuat kebaikan, jika dijadikan untuk kebaikan diri, kita dan masyarakat tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isa Gautama: Pentingnya Sadar Budaya Ditumbuhkan

29 Desember 2024   00:08 Diperbarui: 29 Desember 2024   06:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Mohammad Isa Gautama, M.Si. (Foto:armaiditanjung)

Taman Budaya Sumatra Barat memiliki potensi besar untuk menjadi pusat revitalisasi mental sadar budaya. Namun, potensi ini hanya dapat terwujud melalui kerja sama yang erat antara berbagai pihak, tidak hanya seniman dan budayawan, namun juga pemerintah, komunitas lokal, dan institusi pendidikan. Dengan pendekatan yang inovatif dan inklusif, Taman Budaya dapat menjadi katalisator dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya lokal.

Hal itu diungkapkan Dosen Fakultas Ilmu Sosial Prodi Komunikasi Universitas Negeri Padang Dr. Mohammad Isa Gautama, M.Si, pada Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat, Sabtu (28/12/2024) malam, di gerbang depan Taman Budaya Sumatera Barat jalan Diponegoro Padang. Acara yang dipandu Fauzul el Nurca, juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari, baca puisi, nyanyi dan pengantar oleh Presidium Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat Syarifuddin Arifin.

Menurut Isa Gautama, membangun mental sadar budaya bukanlah tugas yang mudah, tetapi ini adalah langkah yang harus diambil demi keberlanjutan identitas budaya kita di tengah arus globalisasi. Mari bersama-sama menjadikan Taman Budaya Sumatra Barat sebagai simbol kebangkitan budaya dan identitas kita.

"Pendidikan memainkan peran kunci dalam menanamkan mental sadar budaya sejak dini. Saat ini, masih banyak sekolah di Sumatra Barat belum sepenuhnya mengintegrasikan muatan budaya lokal ke dalam muatan kurikulum. Padahal, kurikulum berbasis budaya dapat menjadi media untuk mengenalkan nilai-nilai "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah"," kata Isa Gautama dengan judul orasi, "Taman Budaya Sumatra Barat: Menuju Mental Sadar Budaya".

Dikatakan Isa,  kolaborasi antara Taman Budaya dan institusi pendidikan sangat diperlukan. Melalui program seperti "Kelas Budaya," siswa dapat belajar seni tari, musik tradisional, atau sastra daerah langsung di lingkungan Taman Budaya. Selain itu, pelatihan bagi guru tentang metode pengajaran berbasis budaya juga penting agar nilai-nilai lokal dapat disampaikan secara menarik dan relevan.

"Pendidikan informal melalui media sosial juga bisa menjadi strategi yang efektif. Kampanye budaya dengan konten kreatif, seperti video pendek tentang seni tradisional atau kuis interaktif, dapat menarik perhatian generasi muda sekaligus meningkatkan pengetahuan mereka tentang budaya lokal. Melibatkan keluarga dalam pendidikan budaya juga penting. Orang tua dapat diajak untuk aktif mengenalkan budaya lokal kepada anak-anak mereka melalui kegiatan sehari-hari seperti mendongeng atau memasak makanan tradisional. Dengan cara ini, pendidikan budaya menjadi tanggung jawab bersama," kata Isa yang juga Anggota SatuPena Provinsi Sumatera Barat ini..  

Isa mengakui, pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung revitalisasi budaya lokal. Alokasi anggaran yang memadai untuk program budaya, pemeliharaan fasilitas, dan promosi budaya adalah langkah yang tidak bisa diabaikan. Sayangnya, laporan APBD Sumatra Barat 2023 menunjukkan bahwa hanya 2% dari anggaran daerah yang dialokasikan untuk sektor budaya.

"Ke depan, komunitas lokal harus menjadi motor penggerak dalam menjaga keberlanjutan budaya. Melalui kegiatan berbasis komunitas, seperti festival adat atau lomba seni tradisional, masyarakat dapat berperan aktif dalam melestarikan budaya mereka. Sinergi antara seniman, pemerintah, komunitas, dan Taman Budaya akan menciptakan ekosistem budaya yang lebih kuat," tutur Isa yang juga seorang penulis ini.

Menurut Isa,  pemberdayaan ekonomi berbasis budaya juga perlu diperhatikan. Produk kerajinan tangan, kuliner khas, dan seni pertunjukan dapat menjadi sumber pendapatan yang mendukung pelestarian budaya. Dengan adanya insentif dan pelatihan kewirausahaan, masyarakat akan lebih terdorong untuk melestarikan warisan budaya mereka.

"Yang tak kalah pentingnya adalah, pemerintah juga harus memberikan perlindungan hukum terhadap budaya lokal. Misalnya, hak kekayaan intelektual atas seni dan tradisi lokal harus dilindungi agar tidak dieksploitasi oleh pihak luar tanpa izin. Ini juga akan memberikan motivasi kepada seniman lokal untuk terus berkarya," kata Isa yang juga membacakan dua puisinya menjelang acara berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun