Mohon tunggu...
Baginda fachrul rhazi
Baginda fachrul rhazi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku berpikir maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Desa Turun ke Kota, KAI Commuter dengan Segala Kemudahan

4 September 2023   14:54 Diperbarui: 4 September 2023   15:04 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fahmi Catperku via Pinterest

Dewasa ini transportasi umum menjadi salah satu mobilitas yang banyak digemari penduduk kota besar di Indonesia. KAI Commuter merupakan salah satu dari sekian banyak transportasi umum andalan masyarakat kota besar khususnya di daerah Jabodetabek.


KAI Commuter yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah bertransformasi menjadi salah satu penyedia jasa angkutan umum terbesar di Pulau Jawa. KRL Commuter Line yang dioperasikan oleh KAI Commuter merupakan sistem kereta cepat yang telah lama beroperasi di Indonesia sejak dari tahun 1925.

Setelah mengalami sejarah yang panjang KRL Commuter Line telah mendapat tempat di hati masyarakat sebagai moda transportasi umum yang efisien dan efektif dalam perjalanan. Perkembangan demi perkembangan terus digencarkan oleh KAI Commuter agar selalu menjadi moda transportasi yang terbaik supaya terciptanya kemudahan dalam mobilitas masyarakat di Indonesia.

Namun, Ketersedian KRL Commuter Line yang tidak menjamah seluruh wilayah di Indonesia membuat beberapa wilayah di luar pulau Jawa tidak bisa menikmati moda transportasi tersebut. Beruntunglah bagi si rantau yang mengadu nasib di kota besar atau si kaya yang sekedar bertamasya untuk menghibur suntuk semata, bisa mencicipi transportasi umum andalan yang katanya murah, cepat, aman, dan nyaman tersebut.

Bagi kaum pinggiran Indonesia mencoba naik Commuter Line merupakan salah satu pengalaman yang menarik. Dari sebuah pengalaman tadi saya menulis beragam peristiwa, fenomena, dan masalah yang saya lalui ketika mencicip moda transportasi KRL Commuter Line.

Mencoba kembali lagi ke Jakarta setelah sekian lama menetap di Kota Painan yang terletak di Provinsi Sumatra Barat merupakan sebuah loncatan yang serius selepas menamatkan Sekolah Menangah Atas di kota kelahiran. Painan yang merupakan sebuah kota kecil yang terletak di pesisir pantai Sumatra Barat bisa dibilang jauh dari hiruk pikuk suasana kota metropolitan.

Beruntung bukanlah pertama kali saya ke Kota Jakarta karena sewaktu Sekolah Dasar dahulu Orang tua pernah menetap di sana. Satu hal yang membekas diingatan adalah pengalaman menaiki Commuter Line sewaktu kecil. Hal itu pula yang membawa saya balik lagi dan merasakan kembali agar diperjelas memori masa lalu ketika menaiki KRL Commuter Line sewaktu Sekolah Dasar dahulu.

Titik awal saya yaitu Stasiun Kramat yang terletak di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Menuju gerbang masuk stasiun saya dikejutkan dengan sistem kartu elektronik atau KMT, saya diharuskan membayar uang deposit awal untuk sebuah kartu multi trip (KMT) di loket pembayaran, setelah itu kartu yang diberikan oleh petugas loket tersebut digunakan untuk masuk kedalam kawasan peron yang merupakan tempat tunggu kedatangan kereta api.

Tidak berselang lama menunggu akhirnya KRL yang dinantikan telah berlabuh di Stasiun Kramat. Tiket yang saya beli yaitu tiket perjalanan menuju Stasiun Serpong, tidak menunggu waktu lama akhirnya saya memasuki gerbong KRL dari peron stasiun. Dalam KRL suasana berangsur berubah, stasiun demi stasiun yang dilewati penumpang pun mulai bertambah pula banyaknya, akhirnya sesak menyelimuti sepanjang perjalanan.

Setelah melewati beberapa stasiun akhirnya tibalah di Stasiun Tanah Abang yang merupakan tempat transit untuk kereta selanjutnya. Stasiun Tanah abang yang merupakan sebuah stasiun transit menggambarkan bagaimana sebuah Kota metropolitan yang sesungguhnya, lautan manusia menjadi horizon penglihatan yang dominan. Setiap sudut stasiun dipenuhi oleh manusia-manusia yang beragam, bentuk heterogenitas tergambar jelas dari kumpulan masyarakat yang majemuk tersebut. Fenomena sosial yang bisa tergambar jelas dari sebuah Stasiun kereta api di Kota Jakarta.

Akhirnya kereta langsung tujuan Stasiun Serpong pun tiba, saya menaiki gerbong kereta di tengah keramaian. Berdiri pun menjadi pilihan yang saya dapatkan di tengah perjalanan. Walaupun saya bisa mendapat tempat duduk, tetapi berdiri memiliki nilai tersendiri bagi saya pribadi dalam menikmati perjalanan ketika berada di dalam kereta api.

Setelah beberapa saat, akhirnya saya sampai ke tujuan saya yaitu Stasiun Serpong. KMT yang saya dapatkan di Stasiun awal akhirnya saya kembalikan di stasiun akhir perjalanan saya dengan pengembalian uang deposit awal. Sebuah pengalaman berharga yang saya dapatkan ketika menaiki KRL cukup menyinggung kembali ingatan lama.

Selama perjalanan saya mendapatkan banyaknya kemudahan yang tidak bisa saya dapatkan disemua moda transportasi umum. Banyak hal yang bisa menjadi tolak ukur kenapa KRL Commuter Line harus menjadi pilihan utama ketika ingin bepergian. Setelah itu seringkali saya menggunakan Commuter Line untuk menjelajahi beberapa daerah di Ibu Kota Jakarta, entah itu hanya sekedar bertamasya ataupun menjalankan tugas dalam pekerjaan. Sangatlah jelas bahwa saya menjadikan KRL Commuter Line sebagai moda transportasi utama saya ketika berada di Kota Jakarta.

Selain dari kemudahan yang dipadatkan oleh penumpang dari moda transportasi KRL Commuter Line, kebermanfaatannya bagi lingkungan pun ikut diperhatikan. Commuter Line merupakan salah satu moda transportasi yang ramah lingkungan, kota-kota besar di Indonesia selalu memiliki permasalahan dalam kualitas udara, asap kendaraan menjadi salah satu penyumbang utama atas polusi udara yang berada di kota-kota besar.

Banyaknya jumlah kendaraan yang beraktivitas setiap hari malah memperburuk kondisi udara yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan masyarakat yang tinggal di perkotaan, Commuter Line bisa menjadi solusi ampuh untuk meringankan beban polusi udara perkotaan.

Dengan kemajuan yang pesat,KRL Commuter Line ternyata telah mengalami banyak perubahan terkait sistem pembelian tiket yang dahulu masih menggunakan tiket biasa dan sekarang telah menggunakan tiket elektronik, tentu saja hal itu merupakan langkah yang serius dalam menunjang efektivitas dan efesiensi dalam bertansportasi.

Namun, harus selalu diperhatikan terkait masalah yang selalu menyelimuti moda transportasi sejuta umat tersebut. Salah satunya yaitu overcapacity, hal tersebut tentu harus menjadi perhatian serius PT KAI karena overcapacity ini belum mendapatkan solusi yang maksimal dari penyedia jasa.

Telihat dari banyaknya peminat KRL Commuter Line tersebut bisa disimpulkan bahwa KRL Commuter Line masih menjadi moda transportasi top bagi masyarakat perkotaan. Dengan hal itu tentu saja Commuter Line telah menjadi jantung utama mobilitas masyarakat perkotaan. Transportasi umum KRL Commuter Line yang murah, cepat, aman, dan nyaman semoga selalu menjadi harapan bagi solusi kemacetan Ibukota.

Dari pinggiran Indonesia tentu saja akan terus berdengung agar sistem transportasi umum seperti KRL Commuter Line bisa berkembang secara inklusif dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia manfaatnya. Mungkin saja beberapa tahun kedepan PT KAI akan mengepakkan sayapnya dan menjalar kebeberapa daerah yang rindu akan kemajuan  khususnya dari segi transportasi.

Pengalaman yang telah saya jejaki akan selalu tertulis dalam sebuah memori. Pengalaman menarik tentang KRL Commuter Line juga akan terus terkenang sepanjang waktu. Semoga di waktu lain kesempatan masih saya dapatkan untuk mencicip pengalaman lainnya, agar selalu terkenang jua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun