Mohon tunggu...
Bagas Satria Abdulgani
Bagas Satria Abdulgani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN SYARIFHIDAYATULLAH Jakarta

Senang Fotografi, Gaming, Bus Transportation Entushiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Fenomena Ad Hominem dalam Bermedia Sosial

8 Januari 2024   21:00 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:15 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi manyerang sosok lawan debat. (shutterstock/Zaie via kompas.com)

Sebagai contoh, misalnya, membandingkan tindakan lawan dengan yang didebatkan, menyerang fisik lawan secara verbal, hingga mengajak orang lain untuk melawan dengan cara menghasut dan membeberkan informasi pribadi lawan debat, tujuan dari Ad hominem adalah untuk membuat kesan yang dapat dibenarkan oleh khalayak yang melihat atau terlibat dalam perdebatan

Ad hominem terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Tu quoque ad hominem, Circumstantial ad hominem, dan abusive ad hominem.

Tu qoque ad hominem (“kamu pun juga sama”).

Tu quoque ad hominem ini biasa digunakan untuk menyangkal peryataan dengan menuduh lawan debatnya  munafik karena lawan debat dianggap tidak melakukan apa yang dikatakannya sendiri. Contoh biasa kalimat yang dilontarkan adalah “ngapain kamu menasehati saya tentang merokok? Kamu sendiri saja pernah merokok”.

Circumstantial ad hominem (merendahkan sistem keyakinan seseorang).

Circumstantial ad hominem yaitu argument dari seseorang yang tidak bertujuan untuk menyanggah pernyataan lawan debat, tetapi mengarah pada hubungan pribadi lawan saat itu juga, contohnya yaitu “Jangan mengomentari kelompok kami, kelompokmu saja pekerjaannya banyak revisinya.

Abusive ad hominem, jenis Ad hominem ini yang paling banyak ditemui di media sosial, Abusive ad hominem merupakan argument yang menyangkal pernyataan lawan debat tapi tidak dengan substansi debatnya, melainkan lebih sering menyerang pribadi lawan, lebih parahnya terkadang juga menyerang dengan mengaitkan foto profil lawan debat, dan fisik sebagai bahan olok-olokan.

Contohnya: sembari memenyertakan foto pribadi lawan dengan narasi misalya “wajahnya saja tidak meyakinkan, tapi belaga ngomong tinggi”.

Contoh Kasus di Media Sosial

Sumber akun facebook @Malik /Illustrasi serangan Ad Hominem di kolom komentar
Sumber akun facebook @Malik /Illustrasi serangan Ad Hominem di kolom komentar

Belakangan ini sedang viral di platorm facebook di sebuah group meme, dimana seorang pengguna mengutarakan pendapatnya di sebuah komentar  postinga meme yang membahas produk rokok, akun tersebut menyatakan ketidaksenangannya dengan perokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun