Briket yang dihasilkan terbukti memiliki kualitas unggul, seperti menghasilkan panas lebih tinggi dan daya tahan yang lebih lama dibandingkan arang biasa. Selain itu, briket ini tidak meninggalkan noda atau bau, sehingga menjadi pilihan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Melalui program ini, para mahasiswa berharap dapat mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah sekaligus menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi pelaku usaha. Salah satu pedagang kelapa di Pasar Blimbing, Ibu Siti, mengaku antusias dengan hasil inovasi ini. “Dengan adanya briket ini, kami bisa memanfaatkan limbah yang sebelumnya hanya dibuang. Selain membantu mengurangi sampah, kami juga bisa dapat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Ibu Suminten, seorang pedagang kelapa lainnya. “Saya awalnya tidak menyangka limbah kelapa bisa diubah menjadi sesuatu yang bernilai. Setelah mengikuti sosialisasi ini , saya merasa lebih tau bagaimana cara untuk memanfaatkan limbah ini, bahkan mungkin bisa menjadikannya tambahan usaha baru di masa depan,” ungkapnya.
Program ini juga berkontribusi pada pengurangan pencemaran lingkungan di kawasan Pasar Blimbing. Limbah yang sebelumnya menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap kini dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Dengan memanfaatkan potensi pasar lokal dan promosi yang baik, briket tempurung kelapa ini memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar bahan bakar alternatif.
Tantangan dan Harapan
Meski demikian, program ini juga menghadapi tantangan, seperti minimnya alat pencetak briket yang efisien dan keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan limbah. Namun, dengan pendampingan yang berkelanjutan dan edukasi yang intensif, mahasiswa UM optimis program ini dapat berjalan dengan baik.
“Keberhasilan program ini bisa menjadi contoh untuk daerah lain. Kami ingin membuktikan bahwa solusi atas permasalahan lingkungan bisa sekaligus memberi dampak positif pada ekonomi masyarakat,” tambah Bagas.
Langkah Menuju Keberlanjutan
Untuk memastikan keberlanjutan program, mahasiswa UM juga mendorong penggunaan platform digital untuk mempromosikan produk briket ini. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce, mereka berharap dapat memperluas jangkauan pasar sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah.
Program inovatif ini mendapat sambutan positif dari para pedagang kelapa di Pasar Blimbing, yang berharap dapat terus berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan pasar yang lebih bersih dan produktif. Dengan langkah konkret ini, mahasiswa UM tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga membawa harapan baru bagi pengelolaan limbah di Kota Malang.