Tidak kalah pentingnya adalah mendengarkan umpan balik dari pasien. Fasilitas kesehatan bisa menyediakan kotak saran atau survei untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien selama mendapatkan layanan. Dengan mendengarkan umpan balik ini, klinik bisa terus meningkatkan kualitas pelayanannya.
Komunikasi Sebagai Investasi Jangka Panjang
Pada akhirnya, komunikasi yang baik adalah investasi jangka panjang. Ketika pasien merasa dihargai dan dipahami, mereka tidak hanya lebih percaya pada proses pengobatan, tetapi juga merasa menjadi bagian dari komunitas yang peduli pada kesehatan.
Klinik Brawijaya telah menunjukkan bahwa dengan komunikasi yang baik, pengalaman sederhana seperti registrasi atau pemeriksaan awal bisa menjadi momen yang membangun rasa percaya pasien.
Pertanyaannya sekarang adalah: apakah fasilitas kesehatan lain sudah memiliki komunikasi yang cukup baik untuk mendukung perjalanan pasien mereka? Jika belum, mungkin sudah saatnya memulai langkah kecil namun berarti untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam pelayanan kesehatan.
Sumber Referensi
Â
CV Widina Media Utama. (n.d.). Komunikasi Kesehatan. Diakses dari https://repository.penerbitwidina.com/publications/339340/komunikasi-kesehatan
Ilmu komunikasi UMA. (2021). Apa Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan? Diakses dari https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2021/10/07/apa-pentingnya-komunikasi- dalam-pelayanan-kesehatan/
Jurnal UNSULTRA. (n.d.). POLA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN. Diakses dari https://jurnal.unusultra.ac.id/index.php/jisdik/article/download/119/82/446
SIPORA POLIJE AC ID. (n.d.). Komunikasi Kesehatan dan Interpersonal Skill Tenaga Kesehatan. Diakses dari https://sipora.polije.ac.id/34438/1/Komunikasi%20Kesehatan%20dan%20Interpersonal% 20Skill%20Tenaga%C2%A0Kesehatan(2).pdf