Mohon tunggu...
bagas pamungkas
bagas pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang yang mudah bersosialisasi dengan siapapun. Saya juga tipe orang yang mau bekerja keras dalam hal apa pun karena saya selalu menginginkan hasil yang maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Bahasa Gaul yang Mempengaruhi Bahasa Indonesia

20 Oktober 2022   05:41 Diperbarui: 20 Oktober 2022   05:50 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini media sosial Twitter menjadi perbincangan netizen karena munculnya istilah "jujurly" dan "sehonestnya" yang menambah istilah baru dalam bahasa anak muda masa kini. Selain itu, penggunaan istilah jujurly dan sehonestnya semakin populer tidak hanya di Twitter, tetapi juga di media sosial lainnya. 

Anak muda semakin kreatif dalam membuat suatu istilah sehingga fenomena kebahasaan seperti ini sangat menarik dan mendapat perhatian kita. Penggabungan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu kata. Jujurly yang berasal dari kata dasar jujur dan tambahan -ly, sedangkan kata sehonestnya berasal dari kata honest yang terapit dengan se- dan -nya.

Penggunaan istilah jujurly dan sehonestnya memiliki arti jujur. Misal, "Jujurly #minkes mengsedih banget, ga mau kan kayak Yudha-kun yang ketinggalan update vaksinasi?", contoh ini diambil dari salah satu unggahan @KemenkesRI di Twitter yang mengimbau anak muda untuk melakukan vaksinasi. Juga, postingan @GrabID "sehonestnya kalau jam segini tuh suka bingung mau ngegrabfood apaan". 

Pada dasarnya setiap orang dituntut untuk membuat sesuatu yang baru untuk menarik perhatian semua orang, termasuk netizen di media sosial, tetapi mengunggah konten yang menarik agar tidak ketinggalan zaman dengan menggunakan bahasa gaul agar dapat diterima oleh semua kalangan terutama kaum milenial. generasi, tidak persis, sebaliknya. dua unggahan ini patut menjadi contoh bagi anak muda masa kini untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Bahasa Indonesia selalu dikenal sebagai bahasa yang kaku, bukan berarti sebuah unggahan atau konten juga kaku, namun ketika menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial merupakan cara untuk mengajak dan mempengaruhi generasi milenial untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 Selanjutnya istilah mengsedih yang berarti sedih, mengcapek, mengkaget, dan masih banyak istilah baru dalam bahasa gaul yang menyertakan awalan meng-, meskipun tidak sesuai dengan kaidah afiksasi dalam bahasa Indonesia. Dalam buku yang berjudul Bentuk dan Pilihan Kata, dijelaskan bahwa awalan meng- dapat digunakan untuk membentuk kata dalam bahasa Indonesia. 

Awalan meng- ini dapat berubah bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang dimulai dengan huruf tertentu, misalnya huruf /k, g, h, kh/ dan vokal dan luluh jika digabungkan dengan huruf /k, p, t, s/. Akar kata sedih bila digabungkan dengan kombinasi imbuhan meng-. . . -kan, maka akan ada hasil yang menyedihkan.

Selain itu, istilah membagongkan sering digunakan ketika seseorang menunjukkan sesuatu yang tidak jelas atau tidak dipahami. Dalam hal ini, membagongkan berarti membingungkan.

Menggunakan bahasa di media sosial tidak harus mengikuti tren, apalagi yang secara tidak langsung dapat merusak keutuhan bahasa Indonesia. Kuatnya pengaruh media sosial saat ini di tengah wabah Covid-19 menjadi media yang tepat untuk mengajak dan mempengaruhi anak muda untuk menggunakan bahasa Indonesia agar perkembangan bahasa gaul tidak mendominasi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Kebiasaan menggunakan bahasa gaul akan semakin mempersulit generasi milenial untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah kebahasaan, terutama dalam lingkungan formal. Generasi milenial akan kesulitan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi. 

Jika generasi milenial terlena dengan istilah-istilah dalam bahasa gaul dan bahasa asing, maka posisi bahasa Indonesia akan terguncang untuk mempertahankan identitasnya sebagai bahasa negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun