Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata, Ini Makna dari Setiap Panganan Pada Tahun Baru Imlek

29 Januari 2025   22:57 Diperbarui: 29 Januari 2025   22:57 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Panjang Umur | Sumber gambar: iStockphoto/bhofack2

Hari ini adalah hari yang menyenangkan, ketika saya bertamu ke rumah teman saya yang sedang merayakan Tahun Baru Imlek. Selain nuansa rumah yang serba merah, pastinya setiap tamu yang hadir atau saudara yang hadir akan disambut dengan penuh kehangatan dan juga keceriaan. Selama 14 hari kurang lebih sampai pada perayaan Cap Go Meh, nuansa Tahun Baru Imlek masih sangat terasa.

Nah, menariknya, setiap tahun saat saya ikut merayakan Tahun Baru Imlek di rumah teman saya, ada dua hal menarik yang membuat saya menjadi penasaran untuk membahasnya. Pertama, biasanya, pada saat satu hari sebelum dan pada saat imlek, ada kalanya hari itu entah gerimis atau hujan, bahkan bisa hujan seharian penuh. Tentu ini sangat disyukuri oleh saudara-saudari kita yang merayakan Tahun Baru Imlek, karena arti dari hujan tersebut akan membawa rejeki.

Ada pepatah Tiongkok yang mengatakan bahwa Hujan itu sama berharganya dengan emas. Hal ini diungkapkan karena pada saat itu, masyarakat di Tiongkok memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bertani dan tentu, ketika hujan datang, artinya tanaman pertanian mereka menjadi hidup dan akan mendapatkan hasil panen yang baik. Oleh karena itu, keyakinan tersebut masih terus ada sampai saat ini. Buktinya, dua hari ini di wilayah Jabodetabek diguyur hujan selama seharian penuh.

Nah, yang kedua ini nih, jadi, saat Imlek tiba, meja makan selalu dipenuhi hidangan khas yang menggugah selera. Tapi, tahukah bahwa setiap makanan yang disajikan punya makna mendalam? Bukan sekadar sajian lezat, makanan khas Imlek adalah simbol doa, harapan, dan kebijaksanaan yang diwariskan turun-temurun. 

Yuk, kita telusuri kisah di balik beberapa hidangan ikonik yang selalu hadir saat perayaan Imlek!

Kue Keranjang | Sumber gambar: One Stove
Kue Keranjang | Sumber gambar: One Stove

Kue Keranjang (Nian Gao): Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Kue keranjang atau Nian Gao bukan sekadar kudapan manis, tetapi juga memiliki filosofi mendalam. Sejak zaman Dinasti Zhou (sekitar 3.000 tahun lalu), kue ini digunakan sebagai persembahan untuk dewa dapur agar ia "terjebak" dan tidak bisa melaporkan kesalahan manusia ke surga. Kini, Nian Gao melambangkan peningkatan rezeki dan kemajuan dalam kehidupan---karena dalam bahasa Mandarin, "nian" berarti tahun, dan "gao" berarti tinggi.

Tekstur kue yang lengket juga dianggap sebagai perekat hubungan keluarga, mengingatkan kita untuk tetap dekat dengan orang-orang terkasih. Dari sisi teknologi pangan, Nian Gao memiliki daya tahan tinggi berkat proses fermentasi tepung ketan, membuatnya bisa bertahan selama berminggu-minggu tanpa bahan pengawet.

Ikan Kukus ala Cantonese | Sumber gambar: Jecca Chantilly
Ikan Kukus ala Cantonese | Sumber gambar: Jecca Chantilly

Ikan Utuh: Simbol Kelimpahan dan Keutuhan

Dalam tradisi Imlek, ikan selalu disajikan dalam keadaan utuh dari kepala hingga ekor. Ikan apa pun, yang bisa dimakan, sudah pasti disajikan dalam bentuk utuh dan biasanya disajikan dengan cara dikukus. Ini bukan tanpa alasan! Kata "ikan" dalam bahasa Mandarin (yu) memiliki bunyi yang sama dengan "surplus" atau keberlimpahan. Hidangan ini menjadi doa agar kita selalu memiliki lebih dari cukup dalam segala hal, baik rezeki, kesehatan, maupun kebahagiaan.

Dari sisi kuliner, ikan lebih sering dikukus atau direbus utuh. Metode ini tidak hanya mempertahankan bentuk ikan sebagai simbol keutuhan keluarga, tetapi juga menjaga kandungan omega-3 yang baik untuk kesehatan otak, terutama di musim dingin saat Imlek berlangsung.

Jeruk Santang | Sumber gambar: WIKIMEDIA/SUSAN SLATERA 
Jeruk Santang | Sumber gambar: WIKIMEDIA/SUSAN SLATERA 

Jeruk Mandarin: Simbol Kemakmuran yang Bisa Dimakan

Jeruk mandarin dengan tangkai dan daun hijau yang masih menempel sering diberikan sebagai hadiah saat Imlek. Warna kuning keemasan buah ini melambangkan kekayaan, sementara dalam bahasa Mandarin, "jeruk" (ju) terdengar seperti kata "keberuntungan" (ji). Kalau di Indonesia, biasanya yang menjadi incaran itu adalah Jeruk Santang dan Jeruk Pomelo (Jeruk bali). 

Tidak hanya simbolis, jeruk ini juga kaya akan vitamin C yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh, terutama saat cuaca sedang tidak menentu. Kulitnya yang tebal secara alami melindungi buah dari pembusukan, memungkinkan jeruk ini bertahan lebih lama---sebuah fitur yang sangat dihargai dalam perdagangan di Jalur Sutra sejak ribuan tahun lalu.

Lumpia Semarang | sumber gambar: SHUTTERSTOCK/daharcodesign
Lumpia Semarang | sumber gambar: SHUTTERSTOCK/daharcodesign

Lumpia: Gulungan Emas yang Membawa Kekayaan

Warga Semarang pasti memburu lumpia Semarang nih. Kebetulan banget kemarin saya membahas tentang habis makan lumpia dan membahas mengenai isi lumpianya itu. Nah jadi, lumpia renyah yang sering hadir saat Imlek bukan sekadar camilan enak yang mengenyangkan, tetapi juga lambang kemakmuran. Bentuknya yang menyerupai batangan emas dari zaman Dinasti Jin menjadikannya simbol keberuntungan finansial.

Bahkan, hidangan sederhana seperti itu memiliki makna filosofi yang sangat baik ya. Apalagi kalau Lumpianya enak, pasti bisa membawa kebahagiaan dan juga kenyamanan ketika menyantapnya. Betul saja, bahwa memang tidak semua orang menyediakan  hidangan lumpia ini di acara Imlek bukan berarti keberuntungan secara finasialnya menjadi jelek. Tidak seperti itu konsepnya ya. Hahaha 

Kue Mangkok | sumber gambar: Dok. Sajian Sedap
Kue Mangkok | sumber gambar: Dok. Sajian Sedap

Kue Mangkok (Fa Gao): Kue yang Mekar Bersama Harapan

Kue mangkok atau Fa Gao memiliki bentuk yang unik---bagian atasnya merekah seperti bunga. Ini bukan kebetulan, karena dalam tradisi Tionghoa, kue yang mekar dianggap sebagai pertanda baik. Kata "fa" dalam Fa Gao berarti berkembang atau makmur, sehingga kue ini menjadi simbol pertumbuhan dan kesuksesan.

Secara ilmiah, kue ini mengembang berkat proses fermentasi ragi, yang mirip dengan prinsip pembuatan roti. Semakin besar "kelopak" yang terbentuk di permukaan kue, semakin besar pula harapan akan keberuntungan di tahun baru!

Mie Panjang Umur | Sumber gambar: iStockphoto/bhofack2
Mie Panjang Umur | Sumber gambar: iStockphoto/bhofack2

Mie Panjang Umur: Benang Penghubung Kehidupan

Salah satu tradisi Imlek yang paling menarik adalah makan mie panjang umur tanpa memutusnya. Ini melambangkan panjang umur dan kesehatan. Legenda menyebutkan bahwa pada zaman Dinasti Tang, seorang ibu membuat mie ekstra panjang untuk anaknya yang akan pergi merantau, sebagai doa agar anaknya selalu dilindungi. Mie panjang umur ini adalah sebuah makanan yang bersifat simbolik.

Dari sudut pandang teknologi pangan, mie panjang ini dibuat dari tepung terigu berprotein tinggi yang diuleni hingga elastis. Proses ini menghasilkan gluten yang kuat, membuat mie tidak mudah putus saat dimasak---sesuai dengan filosofi kehidupan yang harus fleksibel dan tahan uji.

Kesimpulan

Jadi, makanan khas Imlek bukan sekadar tradisi kuliner, tetapi juga sarana untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Setiap hidangan mengajarkan kita tentang kesabaran (seperti mengukus Nian Gao selama 12 jam), keutuhan (seperti ikan yang disajikan utuh), mie panjang umur (diberikan kesehatan dan hidup yang lebih lama), dan harapan (seperti kue mangkok yang merekah).

Dengan memahami makna di balik setiap sajian, kita tidak hanya menghargai warisan leluhur, tetapi juga belajar bahwa makanan bisa menjadi penghubung antara generasi, budaya, dan bahkan ilmu pengetahuan. Jadi, saat menyantap hidangan Imlek tahun ini, jangan lupa untuk menikmati setiap gigitan karena di dalamnya, ada cerita dan harapan yang lebih besar dari sekadar rasa.

Ingat, ini semua adalah bentuk simbolik dari sebuah perayaan yang dirayakan oleh saudara-saudari kita yang beretnis Tionghoa. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk kita bisa saling menghormati dan menghargai setiap kepercayaan masing-masing. Kita hidup di Indonesia, mau dari etnis manapun, semua sama. Tidak ada yang minoritas tidak ada yang mayoritas. Mari, melalui artikel ini, saya ingin mengajak kita bersama-sama untuk saling merangkul dan menjaga toleransi umat beragama dan kebudayaan di Indonesia untuk tetap satu, yaitu Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu.

Daftar Pustaka

  1. Katadata. (2025). Makna Filosofis 10 Makanan Imlek. https://katadata.co.id
  2. National Geographic Indonesia. (2025). Sejarah Kuliner Tionghoa dalam Perayaan Imlek. https://nationalgeographic.grid.id
  3. China Cultural Centre. (2025). The Symbolism of Lunar New Year Foods. https://www.ccc.org
  4. Journal of Ethnic Foods. (2024). Biotechnology in Traditional Chinese Fermented Foods. https://www.journalofethnicfoods.com
  5. Food Science & Nutrition Journal. (2023). Nutritional Analysis of Lunar New Year Dishes. https://www.fsnjournal.org

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun