Sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (2013) menunjukkan bahwa Diet Mediterania dapat mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan kematian akibat penyakit jantung hingga 30%. Kandungan polifenol dalam minyak zaitun dan asam lemak omega-3 dari ikan membantu menurunkan peradangan, meningkatkan kadar kolesterol HDL, dan mengurangi oksidasi LDL, yang merupakan faktor utama dalam aterosklerosis.
Selain itu, pola makan ini juga mampu memperbaiki tekanan darah dan menstabilkan detak jantung, yang merupakan dua elemen penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular secara menyeluruh.
Pengendalian Diabetes
Diet Mediterania telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Diabetes Care (2014) menemukan bahwa pola makan ini efektif dalam mengontrol kadar gula darah berkat kandungan serat tinggi dari biji-bijian dan sayuran yang memperlambat penyerapan glukosa.
Dalam jangka panjang, pola makan ini mampu menurunkan kadar HbA1c, yaitu indikator gula darah jangka panjang, yang sangat penting untuk mencegah komplikasi diabetes seperti neuropati dan nefropati. HbA1c (Hemoglobin A1c) adalah bentuk hemoglobin yang terikat dengan molekul glukosa dalam darah.
Pencegahan Gangguan Neurodegeneratif
Pola makan ini juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson. Sebuah studi di Frontiers in Nutrition (2021) menunjukkan bahwa antioksidan dalam minyak zaitun dan flavonoid dari buah-buahan melindungi otak dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan fungsi kognitif.
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan dan asam lemak esensial juga berkontribusi pada peningkatan neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan membangun koneksi baru, yang penting untuk fungsi kognitif optimal.
Manajemen Berat Badan
Diet Mediterania membantu menurunkan berat badan tanpa perlu pembatasan kalori yang ketat. Konsumsi lemak sehat dari minyak zaitun dan kacang-kacangan memberikan rasa kenyang lebih lama, sementara serat dari sayuran dan biji-bijian mendukung pencernaan yang optimal.
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan ini membantu mengurangi lemak visceral, yaitu lemak yang mengelilingi organ dalam tubuh, yang sering kali menjadi indikator risiko penyakit metabolik.