Nah, mari kita mulai analoginya:
Sensitivitas insulin:Â
Pabrik ini berada di pinggir jalan raya (pembuluh darah) sedang membutuhkan suplai gula untuk memproduksi energi. Nah, si gula ini baru bisa masuk ke pabrik jika gerbangnya (reseptor insulin) sudah dibuka dengan kunci khusus (insulin).
Pabrik cukup besar sehingga memiliki 10 gerbang dan pintu gudang sebanyak 5 gerbang, jadi dia hanya membutuhkan 15 kunci untuk membuka masing-masing gerbangnya. Kuncinya ini selalu dibuat baru karena hanya sekali pakai untuk membuka gerbang pabrik tersebut.
Ternyata, kondisi jalan raya lancar karena hanya terdapat antrian truk sirup gula sebanyak 150 truk dan kendaraan lainnya yang melintas, oleh karena itu, kunci-kunci tersebut dapat dikirim dengan lancar, dapat membuka gerbang pabrik dan gudang tersebut. Pabrik hanya menerima 100 truk sirup gula dan 50 truk lainnya dibawa ke gudang yang nantinya sirup gula ini akan dibuat menjadi gula kristal agar dapat disimpan lebih lama dan hanya akan digunakan apabila suplai gula sedang tidak tercukupi.
Resistensi insulin:Â
Nah, kebalikannya kalau resistensi insulin. Jalan raya menjadi macet karena jalan raya dipenuhi truk yang sedang mengirim gula dalam jumlah besar yaitu 300 truk. Lalu, untuk menyiasati agar pintu gerbang pabrik dan gudang dapat dibuka, maka pabrik kunci segera membuat kunci dengan jumlah yang melebihi kapasitasnya yaitu 60 kunci, dengan tujuan meningkatkan peluang agar satu per satu kunci tersebut dapat membuka gerbang pabrik dan gudang di sela-sela jalanan yang macet.
Kemudian, setelah gerbang pabrik dan gudang terbuka, mereka hanya bisa menerima sebanyak 150 truk saja. Sisanya? akan tetap mengantri di jalan raya atau bahkan ada yang dibuang agar tidak menyebabkan kemacetan lebih parah di jalan raya. Kuncinya pun juga kemungkinan besar ikut terbuang atau rusak, karena kuncinya hanya sekali pakai.
Jadi, kurang lebih seperti itu analogi sederhana untuk masing-masing istilah tersebut. Oleh karena itu, apabila sudah terjadi resistensi insulin, atau macetnya sudah terlalu parah, maka kemungkinan besarnya akan dibantu dengan pemberian obat-obatan atau bahkan diberi suntikan insulin apabila sudah masuk ke fase diabetes tipe 2 untuk membantu kinerja pankreas supaya menahannya agar tidak memproduksi lebih banyak insulin.
Tentu kita tidak ingin terjadi resistensi insulin yang akhirnya membawa kita kepada diabetes, oleh karena itu, kita perlu menjaga asupan gula untuk tubuh, selain itu perlu diimbangi dengan olahraga supaya gula yang ada di dalam darah, di hati dan otot dapat digunakan dengan baik.
Berbicara soal asupan makanan, berikut ini saya sertakan beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang tujuannya untuk meningkatkan sensitvitas insulin:
- Asam asetat yang terkandung dalam cuka apel telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Asam asetat bekerja dengan memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel, yang membantu menstabilkan kadar gula darah.Â
- Sumber utama asam asetat adalah cuka apel dan cuka lainnya yang difermentasi. Sumber: Cuka apel, cuka anggur, cuka beras.
- Batas Konsumsi Harian: Satu hingga dua sendok makan cuka apel yang diencerkan dalam segelas air, sebelum makan.
- Magnesium adalah mineral penting yang terlibat dalam banyak reaksi enzimatik, termasuk yang berhubungan dengan metabolisme glukosa. Penelitian menunjukkan bahwa magnesium dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan risiko diabetes.
- Sumber: Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, biji labu, dan alpukat.
- Batas Konsumsi Harian: 310-420 mg per hari untuk orang dewasa.
- Kromium membantu meningkatkan aksi insulin dengan memperbaiki metabolisme karbohidrat dan lipid. Mineral ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
- Sumber: Brokoli, anggur, kentang, daging sapi, dan produk gandum utuh.
- Batas Konsumsi Harian: 20-35 mikrogram per hari untuk orang dewasa.
- Asam lemak omega-3, yang ditemukan dalam ikan berlemak, memiliki efek antiinflamasi dan dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Omega-3 juga tersedia dalam bentuk suplemen minyak ikan.
- Sumber: Ikan salmon, mackerel, sarden, biji chia, biji rami, dan kenari.
- Batas Konsumsi Harian: 250-500 mg EPA dan DHA per hari untuk orang dewasa.
- Resveratrol, senyawa yang ditemukan dalam anggur merah, blueberry, dan kacang tanah, telah terbukti memiliki efek positif pada sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa.
- Sumber: Anggur merah, blueberry, kacang tanah, dan suplemen resveratrol.
- Batas Konsumsi Harian: 150-500 mg per hari, tergantung pada penelitian yang berbeda.