Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ingin Membuka Usaha di Industri Pangan? Harus Pahami HACCP

8 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 9 Januari 2025   11:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi industri pangan | Sumber gambar: Unsplash/Arno Senoner

Setiap CCP harus diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan bahaya diterapkan dengan benar dan konsisten. Jangan lupa, setiap proses yang dikategorikan sebagai CCP harus dicatat dan dipantau secara konsisten.

5. Tetapkan Batas Kritis dan Pemantauan

Setelah CCP ditentukan, langkah berikutnya adalah menetapkan batas kritis. Ini adalah parameter yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa bahaya dikendalikan.

Misalnya, dari contoh sebelumnya, waktu dan pH perendaman kacang kedelai yang terbaik yaitu selama 12 jam dengan pH < 5 (kondisi asam), lalu setelah mendapatkan sari kacang kedelai maka harus dimasak dengan suhu 85 C selama 15 menit.

Maka, pada proses perendaman, kita harus memantau bahwa proses tersebut berjalan selama 12 jam dan pHnya diukur untuk memastikan bahwa kondisinya tetap asam dengan nilai pH <5.

Lalu pada proses pemasakan, pastikan suhunya tetap di 85 C dan proses pemasakannya dilakukan selama 15 menit.

Parameter waktu 12 jam pH <5, suhu 85 C selama 15 menit, ini semua merupakan titik kritis yang akan dipantau secara terus menerus, dicatat, agar menjadi pertanggung jawaban bahwa proses yang berjalan sudah sesuai dengan standar keamanan pangan yang sudah kita terapkan.

Selanjutnya, kita harus memantau setiap CCP secara rutin. Pemantauan ini bisa berupa pengukuran suhu, waktu pemasakan, atau pemeriksaan visual. 

Dengan memantau CCP, kita dapat memastikan bahwa proses produksi tetap dalam kendali. Alat pemantauan yang tepat, seperti termometer dan pH meter yang terkalibrasi dengan baik, sangat penting untuk memastikan akurasi pengukuran dan pemenuhan batas kritis.

6. Lakukan Tindakan Korektif

Meskipun kita telah melakukan pemantauan, ada kemungkinan bahwa suatu saat batas kritis tidak terpenuhi. Misalnya, suhu pemasakan sari kacang kedelai tidak mencapai 85C. Dalam situasi seperti ini, kita harus memiliki tindakan korektif yang siap diambil.

Tindakan korektif adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengoreksi situasi secara langsung dan memastikan produk tetap aman. Misalnya, kita perlu menaikkan suhu agar mencapai 85 C atau membuang batch yang tidak memenuhi standar.

Ingat, pada tahap ini, penting untuk kita mendokumentasikan semua tindakan korektif yang dilakukan, sehingga kita memiliki catatan yang jelas tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi penyimpangan.

7. Verifikasi dan Dokumentasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun