Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Potensi Spirulina dan Chlorella sebagai "Superfood"

21 Desember 2024   20:32 Diperbarui: 22 Desember 2024   02:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alga hijau | Sumber gambar: Mihaly Koles

Saat itu, saya melihat teman saya sedang mengonsumsi minuman yang berwarna hijau pekat. Seketika saya bertanya "eh itu kamu minum rumput?" seraya bercanda, lalu dia bilang "Engga, ini lagi minum klorofil" lanjut saya membalas.

"Lah iya kan, rumput warnanya hijau ada klorofil" lalu kami tertawa bersama dan dia lanjut menghabiskan minumannya itu. Saya anggap, dia sedang mengonsumsi klorofil tersebut sebagai suplemen tambahan untuk memperoleh protein, vitamin, dan mineral.

Nah, saya jadi teringat waktu saya kecil, saya pernah diberi suplemen makanan, bentuknya kaplet dan berwarna hijau tua. Memang produk itu diproduksi dan dijual oleh salah satu perusahaan multi level marketing yang cukup ramai saat itu. 

Rasanya hambar dan saya hanya mempercayai bahwa suplemen ini baik untuk menambah nutrisi waktu saya masih kecil. Kemudian tidak lama Ibu saya tidak membeli produk tersebut karena saat itu harganya mahal dan kami mengalami masalah ekonomi, sehingga memangkas belanja bulanan saat itu.

Setelah beberapa tahun kemudian, saya kuliah mengambil jurusan Bioteknologi, akhirnya saya menyadari bahwa produk yang saya minum saat itu, sumbernya dari sebuah makhluk hidup. 

Makhluk hidup ini adalah mikroorganisme yang hidup di air, dan pada saat saya kuliah, mikroorganisme ini sedang populer untuk dibudidaya kemudian dijadikan produk suplemen. 

Makanya sekarang harganya menjadi sedikit lebih "murah" karena sudah banyak diproduksi dan beredar di pasaran. Bahkan produk dari mikroorganisme ini digadang-gadang bisa menjadi kandidat "superfood".

Ilustrasi alga hijau | Sumber gambar: Mihaly Koles
Ilustrasi alga hijau | Sumber gambar: Mihaly Koles

Mungkin banyak dari kita yang sudah pernah mendengar istilah superfood. Sebutan ini biasanya ditujukan untuk makanan yang memiliki kandungan gizi luar biasa tinggi dan dianggap sangat baik untuk kesehatan. Salah satu superfood yang kini sedang naik daun adalah alga mikro, terutama Spirulina dan Chlorella. Apa sih keistimewaan alga mikro ini? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Itu Alga Mikro?

Alga mikro adalah organisme kecil yang hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Spirulina dan Chlorella adalah dua jenis alga mikro yang sering dimanfaatkan sebagai makanan atau suplemen kesehatan. Jangan anggap remeh ukurannya yang kecil, karena kandungan nutrisinya benar-benar luar biasa!

Spirulina: Si Hijau-Biru yang Kaya Gizi

Spirulina adalah alga hijau-biru yang terkenal sebagai sumber protein nabati yang sangat tinggi. Bayangkan saja, sekitar 60-70% dari kandungannya adalah protein! Ini bahkan lebih tinggi dibandingkan daging sapi atau ayam. Selain itu, Spirulina juga mengandung vitamin B1, B2, B3, zat besi, magnesium, dan antioksidan seperti phycocyanin yang sangat baik untuk melawan radikal bebas. Penelitian juga menunjukkan bahwa Spirulina dapat membantu menurunkan kolesterol, menjaga kadar gula darah, dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

Chlorella: Si Hijau dengan Kekuatan Detoks

Berbeda dari Spirulina, Chlorella adalah alga hijau yang lebih dikenal karena kandungan klorofilnya yang sangat tinggi. Fungsi utama Chlorella adalah membantu tubuh membersihkan racun, terutama logam berat. Selain itu, alga ini kaya serat yang baik untuk pencernaan dan mengandung vitamin B12, yang sangat penting bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan.

3 Alasan Mengapa Alga Mikro Dianggap Superfood Masa Depan?

Produksi Ramah Lingkungan

Budidaya alga mikro dapat dikategorikan sebagai sektor industri yang ramah untuk lingkungan. Alga mikro dapat tumbuh dengan sangat cepat dan tidak membutuhkan lahan yang luas, berbeda dengan pertanian atau peternakan tradisional. Selain itu, kedua mikro alga ini mengambil karbon dioksida (CO2) sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, budidaya alga mikro dapat  menjadi salah satu solusi untuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sumber Pangan Bergizi Tinggi

Istilahnya kecil-kecil cabe rawit. Kalau cabe rawit itu pedas, kalau alga mikro itu bernutrisi. Bayangkan dengan kandungan protein, vitamin, mineral, dan antioksidan yang luar biasa, Spirulina dan Chlorella dapat menjadi alternatif sumber gizi di tengah kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat.

Aplikasi Bioteknologi

Melalui aplikasi bioteknologi moderen, memungkinkan kita untuk memproduksi alga mikro secara efisien di dalam bioreaktor. Bioreaktor adalah wadah yang dilengkapi dengan berbagai alat tambahan untuk mempermudah proses budidaya. Contohnya di dalam bioreaktor ada selang untuk memberi gas karbon dioksida, memberikan nutrisi, termometer untuk memantau suhu, pengatur pH untuk menjaga kondisinya tetap terjaga dengan baik, intinya bertujuan untuk membuat si alga dapat tumbuh dengan nyaman. Bahkan, kandungan nutrisinya bisa dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik manusia, misalnya kalau kita ingin mendapatkan protein yang tinggi, maka alga tersebut diberi sumber nutrisi berupa nitrogen dengan porsi lebih agar produksi alganya menjadi lebih banyak.

Ingat, meskipun disebut "modifikasi" bukan berarti itu dapat mengancam manusia atau ada mitos-mitos yang menyatakan bahwa "wah produk modifikasi berbahaya untuk kesehatan, atau produk GMO berbahaya untuk kesehatan" itu hoaks, dan penjelasan mengenai mitos GMO sudah saya bahas di artikel sebelumnya ya.

Tantangan dalam Mengembangkan Alga Mikro

Meski memiliki banyak manfaat, pengembangan alga mikro tidak lepas dari tantangan. Saat ini, biaya produksinya masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lain. Seperti yang saya jelaskan di atas mengenai aplikasi dalam bioteknologi moderen, investasi bioreaktor itu lumayan merogoh kantong cukup dalam. Perlu ada peran investor dalam menciptakan industri budidaya alga. Meskipun demikian, namanya akal manusia, pasti ada saja cara untuk melakukan inovasi agar tetap dapat melakukan budidaya alga mikro meskipun dengan dana yang minimal. Tentu saja, ini bisa menjadi potensi besar mengingat kita adalah negara tropis dan maritim. Kita bisa memanfaatkan sumber daya yang kita miliki semaksimal mungkin untuk menjaga ketahanan pangan tetap terjaga. 

Masalah lain yang muncul, yaitu tentang penerimaan di pasar. Kenyataannya, tidak semua orang terbiasa dengan rasa atau aroma khas alga mikro. Karena alga ini memiliki bau khas agak amis dan "after taste" yang cukup unik. Tetapi, persoalan ini bisa dimimalisir dengan edukasi dan inovasi produk menjadi kunci untuk meningkatkan penerimaan masyarakat.

Kesimpulan

Spirulina dan Chlorella adalah contoh nyata bahwa sesuatu yang kecil bisa memberikan dampak besar. Dengan manfaatnya yang luar biasa dan potensi untuk mendukung ketahanan pangan di masa depan, alga mikro layak disebut sebagai salah satu pilar superfood. Tantangan memang ada, tetapi dengan inovasi dan teknologi, alga mikro memiliki masa depan yang sangat cerah.

Wah kalau misalnya potensi besar ini dimaksimalkan dengan baik dan diterima oleh masyarakat, maka tulisan saya mengenai Setiap Harinya Kita Mengonsumsi "Obat" itu beneran nyata ya.

Daftar Pustaka

  • Becker, E. W. (2013). Microalgae for Human and Animal Nutrition. Handbook of Microalgal Culture: Applied Phycology and Biotechnology, 461-503.
  • Bleakley, S., & Hayes, M. (2017). Algal Proteins: Extraction, Application, and Challenges Concerning Production. Foods, 6(5), 33.
  • Spolaore, P., et al. (2006). Commercial Applications of Microalgae. Journal of Bioscience and Bioengineering, 101(2), 87-96.
  • Yusof, F., et al. (2010). Biological Activities of Chlorella and Spirulina. Nutrition and Dietary Supplements, 2, 73-83.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun