Teknologi yang digunakan dalam vertical farming meliputi pencahayaan LED, sensor IoT (Internet of Things), dan sistem pengairan otomatis. Dengan teknologi ini, lingkungan tumbuh tanaman dapat dikontrol dengan cermat, termasuk suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan nutrisi yang diberikan kepada tanaman. Izinkan saya menjabarkan dan menjelaskan mengenai teknologi vertical farming serta keuntungan dari teknik pertanian ini.
Teknologi dan Inovasi dalam Vertical Farming
1. Sistem Pencahayaan LED
Apabila teknik vertical farming dilakukan di dalam ruangan, maka kita bisa mengganti pencahayaannya menggunakan lampu LED. Lampu LED buatan digunakan sebagai pengganti sinar matahari.
Cahaya LED memberikan spektrum cahaya tertentu yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis. Hal ini memungkinkan tanaman tumbuh di ruangan tertutup namun tetap mendapatkan intensitas cahaya yang optimal.
2. Sistem Hidroponik, Aeroponik, dan Akuaponik
Sebenarnya, vertical farming ini adalah salah satu metode pertanian yang dapat memanfaatkan ruangan dengan semaksimal mungkin. Seperti yang umum kita lihat, kebanyakan untuk sistem penanaman sayur masih dalam model horizontal. Sistem pertanian vertical farming tetap dapat menggunakan sistem hidroponik, aeroponik, dan akuaponik.
Hidroponik: Tanaman ditanam dalam air yang diperkaya nutrisi tanpa menggunakan tanah. Sistem ini memungkinkan air didaur ulang, sehingga lebih hemat dibandingkan metode pertanian tradisional.
Aeroponik: Akar tanaman digantung di udara dan disemprot dengan kabut air yang mengandung nutrisi. Metode ini memungkinkan akar menerima lebih banyak oksigen dan nutrisi secara langsung.
Akuaponik: Metode ini menggabungkan budidaya tanaman dan ikan dalam satu ekosistem. Limbah dari ikan digunakan sebagai pupuk alami bagi tanaman, sementara tanaman membersihkan air yang digunakan kembali untuk ikan.
3. Teknologi IoT dan Automasi