Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Benar Minum Air Es Dapat Menggumpalkan Lemak Tubuh ?

16 Desember 2024   11:13 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kondisi lingkungan dingin | Sumber gambar: Agustin Lautaro

Jadi saat ini saya sedang tidak enak badan, kena batuk  dan pilek karena memang lagi musimnya ya. Lalu, karena tenggorokan saya terasa panas karena radang, akhirnya saya mengambil air dingin dari kulkas dengan harapan dapat "menurunkan" panas dalam saya. Betul, memang terasa lebih sejuk meskipun tenggorokan saya masih terasa kasar. Saat saya minum air dingin itu, Ibu saya bilang "Es terus, gimana mau selesai itu batuknya?"

Saya menghiraukan beliau dan terus minum sampai habis. Seketika, rasa penasaran saya terbakar karena saya pernah mendengar bahwa air es atau air dingin dapat menggumpalkan lemak di tubuh. Saat itu, saya melihatnya di media sosial dan di dalam video tersebut saya melihat ada seorang ibu-ibu yang membuat peraga dengan menuangkan minyak goreng ke dalam gelas yang berisi air es / air dingin tersebut. Betul, ternyata minyak goreng tersebut menggumpal. Nah, peragaan ini yang digunakan sebagai klaim bahwa dilarang meminum air es / air dingin.

Fenomena larangan minum air es saat makan kerap didasarkan pada klaim bahwa air es dapat menggumpalkan lemak dalam tubuh, membuatnya sulit dicerna dan menyebabkan penumpukan lemak. Mitos ini telah berkembang secara luas dan dipercaya oleh masyarakat awam. Yuk, saya mengajak kita semua untuk melihat dari perspektif ilmiah, kenapa kok fenomena ini hanyalah mitos?

Asal-Usul Mitos: Pengaruh Visual dan Kesalahpahaman Konseptual

Asal-usul mitos ini tampaknya berasal dari pengamatan sederhana terhadap reaksi minyak atau lemak yang dituangkan ke dalam air dingin. Kenyataannya, ketika minyak atau lemak cair bersentuhan dengan air dingin memang akan mengeras dan terlihat menggumpal. Apa lagi, kita pernah melihat ada minyak goreng yang dijual di minimarket dan itu sudah menggumpal, berwarna putih karena terkena pendingin ruangan. Artinya, tidak ada lingkungan yang mengendalikan supaya minyak tersebut tetap dalam keadaan cair. Sayangnya, banyak orang secara keliru mengaitkan hal ini dengan apa yang terjadi dalam tubuh setelah minum air es. Coba jika minyak yang menggumpal itu kita panaskan, apa yang terjadi? Ya, minyak tersebut kembali ke wujud cair.

Contoh peragaan di atas tidak tepat. Tubuh manusia adalah sistem yang kompleks dan dinamis. Suhu tubuh manusia yang stabil serta adanya enzim pencernaan dan cairan empedu membuat proses pencernaan lemak berbeda dari reaksi fisik sederhana antara air dan lemak di luar tubuh. Tubuh memiliki sistem pengaturan suhu yang disebut homeostatis. Homeostatis ini yang berperan untuk menjaga keseimbangan tubuh kita terhadap kondisi lingkungan dan perbedaan suhu makanan yang kita konsumsi.

Nah, sekarang, izinkan saya menjelaskan secara umum dan sederhana mengenai perjalanan makanan yang kita konsumsi dan kita minum air dingin, apakah betul dapat menggumpalkan lemak dalam tubuh? 

Proses Pencernaan Lemak dalam Tubuh

Mengunyah dan Pemecahan Awal  

Proses pencernaan lemak dimulai di rongga mulut dengan bantuan enzim lipase lingual, yaitu ketika makanan dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan yang sudah terpecah ini akan mempermudah pelepasan lemak yang akan diproses pertama kali dengan lipase lingual, meskipun pemecahan lemak yang paling efektif akan terjadi pada saat berada di lambung. Di sini, air yang dingin sudah mulai terkena panas tubuh.

Pencernaan di Lambung

Di lambung, lemak bercampur dengan asam lambung (pH rendah) dan enzim lipase lambung. Proses ini membantu memecah lemak menjadi molekul yang lebih kecil, tetapi pencernaan lemak secara efektif terjadi di usus halus. Di lambung, kondisinya selain asam tetpai juga hangat, mengikuti suhu tubuh kita.

Proses di Usus Halus

Di usus halus, lemak bercampur dengan cairan empedu dari kantong empedu. Cairan empedu bertindak sebagai agen emulsifikasi, memecah lemak besar menjadi mikrodroplet kecil agar dapat dicerna lebih efektif oleh enzim lipase pankreas. Proses inilah yang memungkinkan lemak terurai menjadi asam lemak bebas dan monogliserida yang mudah diserap oleh dinding usus.

Apakah Minum Air Es Dapat Mengganggu Proses Ini ?

Nah, setelah kita mengetahui bagaimana lemak itu diproses dalam tubuh, sekarang ketika kita minum air es, beberapa hal terjadi di dalam tubuh. Berikut adalah poin-poin kunci yang menjelaskan mengapa minum air es tidak menyebabkan lemak menggumpal di tubuh:

Suhu Tubuh yang Stabil

Suhu tubuh manusia berkisar antara 36-37C. Ketika air es masuk ke dalam tubuh, suhu air tersebut dengan cepat dinaikkan hingga mencapai suhu tubuh. Mekanisme pengaturan suhu tubuh ini melibatkan sistem sirkulasi darah dan pengeluaran energi. Oleh karena itu, air es tidak cukup dingin atau bertahan cukup lama di lambung untuk "membekukan" lemak.

Fungsi Enzim dan Empedu 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pencernaan lemak sangat bergantung pada kerja enzim lipase dan cairan empedu, bukan pada suhu makanan atau minuman. Enzim lipase bertugas memecah lemak, sementara empedu membantu mengemulsi lemak menjadi partikel yang lebih kecil. Proses ini tidak dipengaruhi oleh suhu minuman, karena enzim dan empedu tetap bekerja secara efektif pada suhu tubuh normal.

Durasi dan Paparan Suhu Dingin

Air es yang diminum tidak berada di dalam tubuh dalam keadaan dingin dalam waktu lama. Proses penghangatan air es oleh tubuh terjadi dengan cepat. Oleh karena itu, tidak ada cukup waktu bagi lemak dalam makanan untuk "menggumpal" akibat air dingin. Proses pencernaan terus berlangsung tanpa hambatan. 

Ilustrasi kondisi lingkungan dingin | Sumber gambar: Agustin Lautaro
Ilustrasi kondisi lingkungan dingin | Sumber gambar: Agustin Lautaro

Tetapi bukan berarti terus-terusan dipapar dengan air dingin secara berlebihan ya, nanti bisa hipotermia atau malah kram perut karena perubahan suhu secara mendadak. Tidak sama ketika kita sedang mencoba minum air dingin di lingkungan yang dingin. Ibarat kita sedang berada di lingkungan dengan salju dan gunung es, kalau kita minum air dingin ya hipotermia. Hahaha

Efek Lain Minum Air Es terhadap Tubuh

Oke, setelah mengetahui bahwa air dingin itu tidak mempengaruhi penggumpalan lemak dalam tubuh, kali ini saya ingin menjelaskan selain mitos tentang penggumpalan lemak, ada klaim lain terkait minum air es, beberapa di antaranya adalah:

Pengaruh terhadap Pencernaan

Beberapa orang melaporkan bahwa minum air es menyebabkan rasa tidak nyaman atau kram di perut. Ini bisa disebabkan oleh kontraksi otot polos di saluran cerna yang merespons suhu dingin. Namun, ini adalah efek sementara dan tidak ada kaitannya dengan pembekuan lemak.

Meningkatkan Proses Rehidrasi

Minum air dingin dapat membantu tubuh lebih cepat terhidrasi, terutama setelah berolahraga atau di kondisi panas. Air dingin diserap lebih cepat daripada air hangat karena mendinginkan tubuh dengan lebih efektif. Tetapi, dinginnya jangan yang terlalu dingin. Air dengan suhu kulkas(4 drajat celcius) sudah cukup untuk membantu menurunkan suhu tubuh setelah olahraga.

Pengaruh Terhadap Metabolisme

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubuh membakar sedikit lebih banyak kalori ketika kita minum air dingin, karena tubuh perlu memanaskan air hingga mencapai suhu tubuh. Namun, efek ini terlalu kecil untuk berdampak signifikan pada penurunan berat badan.

Kesimpulan: Apakah Mitos Ini Benar atau Salah?

Berdasarkan kajian ilmiah, klaim bahwa minum air es menyebabkan lemak menggumpal di tubuh tidak memiliki dasar ilmiah. Tubuh manusia memiliki sistem pengaturan suhu internal yang efektif (homeostatis), dan proses pencernaan lemak lebih dipengaruhi oleh enzim dan cairan empedu daripada suhu makanan atau minuman. Minum air es tidak mengganggu pencernaan lemak, dan tubuh tetap mampu mencerna lemak secara efisien.

Sebagai kesimpulan, minum air es aman dan tidak akan membuat lemak dalam tubuh menggumpal. Sebaliknya, kita perlu lebih peduli pada pola makan, konsumsi lemak jenuh, dan gaya hidup aktif. Air es tetap dapat dinikmati tanpa kekhawatiran akan "menggumpalkan lemak" di tubuh.

Daftar Pustaka

- Achmad, R. (2020). Fisiologi Pencernaan Manusia. Jakarta: Pustaka Sehat.  
- Brown, M. J., & Williams, R. (2018). The Human Digestive System: Function and Processes. New York: Academic Press.  
- Susanto, H. (2021). "Mengapa Air Es Tidak Membekukan Lemak di Perut?". Jurnal Biologi dan Kesehatan, 12(2), 45-56.  
- Widodo, T. (2019). Mitos Kesehatan yang Salah Kaprah. Surabaya: EduPress.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun