Beberapa orang melaporkan bahwa minum air es menyebabkan rasa tidak nyaman atau kram di perut. Ini bisa disebabkan oleh kontraksi otot polos di saluran cerna yang merespons suhu dingin. Namun, ini adalah efek sementara dan tidak ada kaitannya dengan pembekuan lemak.
Meningkatkan Proses Rehidrasi
Minum air dingin dapat membantu tubuh lebih cepat terhidrasi, terutama setelah berolahraga atau di kondisi panas. Air dingin diserap lebih cepat daripada air hangat karena mendinginkan tubuh dengan lebih efektif. Tetapi, dinginnya jangan yang terlalu dingin. Air dengan suhu kulkas(4 drajat celcius) sudah cukup untuk membantu menurunkan suhu tubuh setelah olahraga.
Pengaruh Terhadap Metabolisme
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubuh membakar sedikit lebih banyak kalori ketika kita minum air dingin, karena tubuh perlu memanaskan air hingga mencapai suhu tubuh. Namun, efek ini terlalu kecil untuk berdampak signifikan pada penurunan berat badan.
Kesimpulan: Apakah Mitos Ini Benar atau Salah?
Berdasarkan kajian ilmiah, klaim bahwa minum air es menyebabkan lemak menggumpal di tubuh tidak memiliki dasar ilmiah. Tubuh manusia memiliki sistem pengaturan suhu internal yang efektif (homeostatis), dan proses pencernaan lemak lebih dipengaruhi oleh enzim dan cairan empedu daripada suhu makanan atau minuman. Minum air es tidak mengganggu pencernaan lemak, dan tubuh tetap mampu mencerna lemak secara efisien.
Sebagai kesimpulan, minum air es aman dan tidak akan membuat lemak dalam tubuh menggumpal. Sebaliknya, kita perlu lebih peduli pada pola makan, konsumsi lemak jenuh, dan gaya hidup aktif. Air es tetap dapat dinikmati tanpa kekhawatiran akan "menggumpalkan lemak" di tubuh.
Daftar Pustaka
- Achmad, R. (2020). Fisiologi Pencernaan Manusia. Jakarta: Pustaka Sehat. Â
- Brown, M. J., & Williams, R. (2018). The Human Digestive System: Function and Processes. New York: Academic Press. Â
- Susanto, H. (2021). "Mengapa Air Es Tidak Membekukan Lemak di Perut?". Jurnal Biologi dan Kesehatan, 12(2), 45-56. Â
- Widodo, T. (2019). Mitos Kesehatan yang Salah Kaprah. Surabaya: EduPress.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H