Apalagi soal buah, tidak sepantasnya kita menjadi takut hanya karena buah itu memiliki kandungan gula yang tinggi. Kalau kita bandingkan dengan makanan ringan yang disalut dengan cokelat, karamel, dan ada wafer di tengahnya, jelas tidak seimbang, kenapa?
Di dalam buah, sudah mengandung gula alami yang disebut fruktosa, selain itu mengandung air, vitamin dan mineral alami, serta serat yang membantu menjaga kesehatan tubuh kita.Â
Lalu, kalau makanan olahan seperti kudapan di atas, tentu semua bahan seperti gula, vitamin, mineral, itu semua ditambahkan sesuai dengan formula yang dihitung. Belum lagi, semua itu sudah hilang akibat dari proses produksinya. Tetapi kembali lagi, bukan berarti kudapan itu tidak baik, namun tetap lebih sehat jika mengonsumsi buah.
Kesimpulan
Mengenai fenomena ini, saya mengajak kita untuk menjadi konsumen yang bijak, agar kita bisa menentukan makanan atau minuman tinggi gula seperti apa yang baik untuk dikonsumsi. Pertimbangannya, jangan hanya di gulanya saja, tetapi di komponen lainnya, seperti halnya buah.Â
Meskipun tinggi gula, tetapi memiliki banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan. Jangan jadikan makanan tinggi gula menjadi musuh utama, tetapi sebagai fokus untuk mawas diri agar tidak makan secara berlebihan, bukan untuk ditolak atau dimusuhi.
Sekian pembahasan saya mengenai fenomena fobia terhadap makanan dan minuman tinggi gula, terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H