CRISPR adalah alat revolusioner dalam genetika dan bioteknologi, dengan potensi untuk mengubah ilmu kesehatan melalui penyembuhan penyakit genetik, meningkatkan pengobatan kanker, dan mempercepat pengembangan obat. Namun, teknologi ini tidak tanpa risiko. Kekhawatiran utama termasuk efek samping di luar target, masalah etika terkait pengeditan garis keturunan, dan konsekuensi jangka panjang yang belum diketahui dari pengeditan gen.
Meskipun terapi berbasis CRISPR sudah mulai diuji dalam uji klinis, akan membutuhkan waktu untuk memahami sepenuhnya keamanan dan efektivitasnya. Seiring penelitian yang terus berlanjut, CRISPR kemungkinan akan menjadi bagian penting dari pengobatan yang dipersonalisasi, pertanian, dan bioteknologi, tetapi regulasi yang hati-hati dan pertimbangan etika sangat penting untuk penggunaannya yang bertanggung jawab.
Sumber:
- Doudna, J. A., & Charpentier, E. (2014). The new frontier of genome engineering with CRISPR-Cas9. Science, 346(6213), 1258096.
- Hsu, P. D., Lander, E. S., & Zhang, F. (2014). Development and applications of CRISPR-Cas9 for genome engineering. Cell, 157(6), 1262-1278.
- Ledford, H. (2015). CRISPR, the disruptor. Nature, 522(7554), 20-24.
- Maeder, M. L., & Gersbach, C. A. (2016). Genome-editing technologies for gene and cell therapy. Molecular Therapy, 24(3), 430-446.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H