Kedekatan secara genetik ini dapat mengakibatkan adanya kesamaan dalam memproduksi senyawa kimia tersebut. Oleh karena itu, Matoa, tidak hanya memiliki rasa yang sama dengan rambutan, lengkeng, dan leci, tetapi juga memiliki karakter buah yang mirip dengan ketiganya.
Jadi seperti itu, kurang lebih alasan mengapa buah Matoa memiliki rasa yang mirip dengan lengkeng, rambutan, dan leci serta memiliki aroma manis seperti durian.Â
Buah lokal ini sungguh luar biasa dan tentu saja, dia tidak mengalami krisis identitas. Justru, buah ini memiliki keberagaman dalam satu  buah. Artinya dari keberagaman itu, bisa menghasilkan harmoni yang disajikan dalam satu buah Matoa.Â
Bagi yang sudah lama sekali tidak menikmati buah lengkeng, leci, dan rambutan, alternatifnya ada buah Matoa. Memang buah ini cukup mahal, tapi tentu sesuai dengan cita rasa yang diberikan oleh buah ini.
Tambahan lainnya mengenai buah Matoa, buah ini terkenal dengan kandungan antioksidan yang tentu saja berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Oleh karena itu, buah ini dapat dijadikan sebagai sumber buah yang dapat menangkal stress akibat aktivitas sehari-hari. Tinggi kandungan vitamin C, E dan mineral, menjadi nilai tambah dari buah Matoa yang tentu saja memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Sungguh luar biasa ya ciptaan Tuhan, bisa menciptakan buah yang unik ini. Selain itu, semakin cinta ya sama buah lokal Indonesia, negara tropis yang kaya akan keberagaman floranya.
Daftar Pustaka:
Kader, A. A. (2008). Flavor quality of fruits and vegetables. Journal of the Science of Food and Agriculture, 88(11), 1863-1868.Â
Klee, H. J., & Tieman, D. M. (2018). The genetics of fruit flavour preferences. Nature Reviews Genetics, 19(6), 347-356.Â
Trnwall, O., Silventoinen, K., Keskitalo-Vuokko, K., Perola, M., Kaprio, J., & Tuorila, H. (2012). Genetic contribution to sour taste preference. Appetite, 58(2), 687-694.Â
Breslin, P. A. (2013). An evolutionary perspective on food and human taste. Current Biology, 23(9), R409-R418.