Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kearifan Lokal adalah Warisan yang Kita Asingkan

28 Februari 2024   21:06 Diperbarui: 1 Maret 2024   13:17 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menonton video | Sumber gambar: Heru Dharma

Oleh karena itu, warga suku Muna terbiasa mengonsumsi ayam tanpa lemak.

Kebiasaan itu yang bisa kita ambil untuk kita bisa memiliki pola diet yang baik dan juga bagaimana kita membiasakan diri untuk memanfaatkan limbah makanan sebaik mungkin agar menerapkan prinsip zero waste. 

Ini baru satu suku, bagaimana dengan suku-suku lainnya?

Baru satu hal yang suku Muna lakukan, tapi kita bisa mendapatkan banyak nilai, yaitu prinsip hidup zero waste, biodinamika, dan pola diet sehat.

Oleh karena itu, apakah para pembaca mulai merasa tertarik untuk belajar kearifan lokal suku-suku di Indonesia?

Meskipun pada kenyataannya, kita melihat bahwa kearifan lokal di Indonesia itu erat kaitannya dengan hal mistis dan bahkan kita anggap sebagai mitos.

Padahal, menurut saya, tidak semua kearifan lokal itu adalah mitos, tetapi hanya kita yang kurang mendalami makna dari "mitos" tersebut. 

Kita memang tidak boleh mempercayai mitos, tetapi ketika "mitos" itu berasal dari kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat tertentu, ada baiknya untuk kita mempelajari dan memahami makna dari kearifan lokal tersebut.

Belajar itu belum tentu mempercayai, tetapi dengan belajar, kita bisa memahami makna di dalamnya. Masalah kepercayaan, itu tergantung pada keputusan kita masing-masing. 

Terima kasih sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun