Kemudian Robert J. Stenberg dengan jurnal ilmiah terbarunya di tahun 2022, berjudul "The Intelligent Attitude: What is Missing from Intelligent Tests", menyatakan bahwa kecerdasan tidak hanya tentang kemampuan tetapi juga berkaitan dengan sikap yang cerdas. Mengembangkan sikap yang cerdas penting untuk memastikan bahwa kecerdasan digunakan dengan baik dan seharusnya juga dinilai sebagai bagian penting dalam pengukuran kecerdasan.Â
Menurutnya, langkah-langkah yang bisa diambil termasuk mengembangkan penilaian yang mengukur kecerdasan sebagai sikap, merancang kurikulum yang mendorong sikap cerdas, merevisi teori tentang kecerdasan, dan memiliki sikap yang cerdas sendiri.
Jadi ini bukan tentang ilmuwan saja tetapi kepada diri kita masing-masing.
Dari rangkuman kedua jurnal tersebut, saya dapat mengambil sebuah nilai bahwa kepintaran bukan hanya tentang kemampuan tetapi juga sebuah sikap. Kepintaran dapat dipergunakan dengan baik apabila dapat diseimbangkan dengan kebijaksanaan. Ketika kepintaran dan kebijaksanaan saling melengkapi satu sama lain, maka buahnya, yaitu sebuah karakter yang pintar dalam bersikap. Bersikap yang dimaksud, yaitu ketika mengambil sebuah keputusan, cakap dalam bersosialisasi, dan mengelola emosi.Â
Kecerdasan dalam bersikap ini tidak hanya berlaku untuk seorang ilmuwan tetapi untuk kita semua, para pembaca, agar kita bisa memiliki kebijaksanaan dalam mengelola kepintaran dan ilmu yang kita miliki agar dapat dikelola dengan baik.
Nah, bagaimana menurut pembaca mengenai kepintaran dan karakter dapat mempengaruhi luaran dari seseorang? Tulis pendapat kalian di kolom komentar ya.
Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H