Mohon tunggu...
Bagas Anugrah Permata Putra
Bagas Anugrah Permata Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 23107030052

Hidup seperti Laryy!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sate Kere Mbah Suwarni: Kuliner Legendaris Jogja yang Menggoda Selera

26 Mei 2024   22:59 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:19 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke Jogja tidak lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya. Salah satu kuliner yang memiliki cita rasa lezat dan unik adalah sate kere. Sate kere adalah sate khas Jogja yang terbuat dari gajih sapi yang dilengkapi dengan bumbu rempah dan kecap. Berbagai penjual sate kere dapat ditemukan di Jogja, salah satunya yang terkenal adalah Sate Kere Mbah Suwarni di Pasar Beringharjo.

Sejarah dan Keunikan Sate Kere

Sate kere dikenal di berbagai wilayah, termasuk Jawa Tengah dan Jogja, meski terdapat perbedaan dalam cara penyajiannya. Di Jogja, sate kere menggunakan bahan dasar gajih sapi yang dipadukan dengan bumbu sederhana seperti ketumbar, kemiri, bawang putih, bawang merah, dan gula jawa. Semua bumbu ini diolah dengan kecap, memberikan rasa yang khas dan lezat.

Kata "kere" dalam bahasa Indonesia berarti miskin. Nama ini mencerminkan sejarahnya di masa penjajahan, di mana sate kere diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu membeli daging. Awalnya, sate kere dibuat dari jeroan sapi sebagai pengganti daging sapi. Namun, seiring waktu, sate kere menjadi populer di semua kalangan, termasuk wisatawan.

Sate Kere Mbah Suwarni

Sate Kere Mbah Suwarni telah menjadi ikon kuliner legendaris di Jogja sejak tahun 1984. Usaha ini dirintis oleh Suwarni yang meneruskan resep turun temurun dari keluarganya. Meskipun tidak memiliki cabang, Mbah Suwarni tetap menjaga cita rasa autentik yang telah konsisten selama puluhan tahun.

"Awalnya jualan di depan Panti Rapih, terus pasar ini dibangun saya sudah jualan tahun 1984," tutur Suwarni. Ia melanjutkan bahwa resep sate kere yang digunakan adalah resep turun temurun keluarganya, sehingga rasanya tetap konsisten dari dulu hingga sekarang.

Lokasi Sate Kere Mbah Suwarni terletak di Jalan Pabringan No. 16, Ngupasan, Gondomanan, Kota Jogja, tepatnya di emperan dekat pintu selatan Pasar Beringharjo. Warungnya sangat sederhana dengan bangku-bangku kecil untuk pelanggan, berada di bawah jembatan dengan banner kuning yang mencolok bertuliskan "Sate Kere Mbah Suwarni."

Proses Pembuatan dan Penyajian

Sate Kere Mbah Suwarni sedang dipanggang di atas bara api, mempertahankan cita rasa tradisionalnya sejak 1984. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 
Sate Kere Mbah Suwarni sedang dipanggang di atas bara api, mempertahankan cita rasa tradisionalnya sejak 1984. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 

Mbah Suwarni mempertahankan cara penyajian tradisionalnya. Sate kere dipanggang di atas bara panas dan diolesi dengan bumbu racikan hingga matang. Resep sederhana ini tidak mengalami banyak perubahan sejak awal.

"Sate buatan saya tetap menjaga resep turun temurun dari kakak saya. Bumbu yang digunakan hanyalah ketumbar, kemiri, bawang putih, bawang merah, dan gula jawa, serta ditambah kecap," jelas Suwarni.

Sate Kere Mbah Suwarni terdiri dari dua varian utama: sate dari gajih sapi dan sate dari daging sapi. Harga per tusuknya sangat terjangkau, yaitu Rp 4 ribu untuk sate kere dan Rp 6 ribu untuk sate daging sapi. Dalam sehari, Mbah Suwarni bisa menghabiskan hingga 15 kilogram gajih dan daging sapi.

Pelanggan Setia dan Pengalaman Berharga

Meskipun sederhana, Sate Kere Mbah Suwarni menjadi langganan banyak pejabat penting, termasuk mantan Wali Kota Jogja, R. Widagdo dan Haryadi Suyuti. Bahkan, Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI Erick Thohir pernah mengunjungi warung ini. Salah satu pengalaman paling berharga adalah ketika sate ini dipesan oleh Presiden Jokowi untuk perayaan Tahun Baru di Istana Gedung Agung Yogyakarta.

"Agustus tahun kemarin Pak Erick ke sini pas acara kantor Bank Mandiri," kenang Suwarni. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu pengalaman paling istimewa adalah ketika sate kere buatannya dipesan oleh Presiden Jokowi.

Mbah Suwarni sedang memanggang sate kere. Sumber: Dokumentasi Pribadi.  
Mbah Suwarni sedang memanggang sate kere. Sumber: Dokumentasi Pribadi.  

Bagi Mbah Suwarni, berjualan sate kere bukan sekadar mata pencaharian, melainkan juga sarana berbagi dan menjalin persaudaraan. Di usianya yang sudah senja, Mbah Suwarni tetap semangat melayani pelanggan, karena baginya berjualan adalah bentuk sedekah.

"Berjualan adalah sedekah karena bertemu dengan teman dan pelanggan yang saling mendoakan dan berbagi rezeki," tutur Mbah Suwarni.

Sate Kere Mbah Suwarni bukan hanya sekadar kuliner khas Jogja, melainkan juga bagian dari sejarah dan budaya kota ini. Dengan cita rasa yang autentik dan harga yang terjangkau, sate kere ini berhasil memikat hati banyak orang, mulai dari masyarakat lokal hingga wisatawan. Jadi, jika Anda berkunjung ke Jogja, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi sate kere yang legendaris ini di Pasar Beringharjo. Selamat menikmati kuliner khas Jogja yang menggugah selera!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun