Dalam dunia konstruksi yang serba dinamis, pengangkatan atau pemindahan beban berat menjadi salah satu aspek penting yang harus ditangani dengan hati-hati. Tidak hanya melibatkan beban yang besar dan berat, tetapi juga melibatkan risiko serius bagi keselamatan pekerja dan integritas proyek.Â
Lifting Plan atau rencana pengangkatan adalah dokumen yang merinci prosedur dan persyaratan untuk melakukan pengangkatan atau pemindahan beban berat menggunakan alat pengangkat seperti derek, crane, atau peralatan lainnya dalam pekerjaan konstruksi.Â
Lifting Plan disusun sebelum operasi pengangkatan dilakukan dan berfungsi sebagai panduan bagi tim kerja untuk memastikan pengangkatan dilakukan dengan aman, efisien, dan sesuai dengan persyaratan keselamatan yang berlaku.Â
Dalam Lifting Plan, mencakup beberapa informasi penting termasuk jenis, berat, dan dimensi beban yang akan diangkat, pemilihan alat pengangkat yang tepat berdasarkan kapasitas dan kemampuannya, perhitungan beban dan stabilitas, penentuan titik angkat, dan lain-lain.Â
Lifting Plan sangat penting dalam pekerjaan konstruksi karena membantu mengurangi risiko kecelakaan, cedera pekerja, dan kerusakan pada properti. Dengan menyusun rencana yang terperinci sebelumnya, potensi bahaya dapat diidentifikasi dan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dapat diambil.Â
TUJUAN PENERAPAN LIFTING PLAN
Ada beberapa alasan penting mengapa perlu membuat Lifting Plan dalam pekerjaan konstruksi yang melibatkan. Beberapa alasan tersebut antara lain:
1. KESELAMATAN
Lifting Plan dirancang untuk memprioritaskan keselamatan. Dengan menyusun rencana yang terperinci sebelum operasi pengangkatan dilakukan, risiko kecelakaan dapat dikurangi secara signifikan. Lifting Plan memungkinkan identifikasi potensi bahaya dan langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko cedera bagi pekerja dan kerusakan pada properti.Â
2. PENGGUNAAN PERALATAN YANG TEPAT
Lifting Plan membantu dalam menentukan jenis dan spesifikasi alat pengangkat yang sesuai dengan beban yang akan diangkat. Dengan mengetahui beban yang tepat, dimensi, dan persyaratan lainnya, dapat dipilih peralatan yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang sesuai. Ini membantu memastikan bahwa alat pengangkat yang digunakan aman dan efisien.Â
3. PERANCANAAN YANG EFISIEN
Dengan menyusun Lifting Plan sebelumnya, dapat dilakukan perencanaan yang efisien untuk pengangkatan beban. Ini mencakup penentuan titik angkat yang tepat, perencanaan waktu, dan koordinasi dengan tim lain yang terlibat dalam proyek.Â
4. KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
Lifting Plan memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab mereka selama operasi pengangkatan.Â
5. KEPATUHAN TERHADAP PERSYARATAN HUKUM DAN STANDAR
Dalam beberapa yurisdiksi, ada persyaratan hukum atau standar keselamatan yang mengharuskan penyusunan Lifting Plan dalam operasi pengangkatan yang melibatkan beban berat. Dengan membuat Lifting Plan, bisa memastikan bahwa proyek konstruksi yang dilakukan telah mematuhi persyaratan hukum dan standar keselamatan yang berlaku.Â
HAL PENTING DALAM PEMBUATAN LIFTING PLAN
Secara garis besar Lifting Plan umumnya mencakup beberapa elemen penting, antara lain:Â
1. Identifikasi BebanÂ
Merinci jenis, berat, dan dimensi beban yang akan diangkat. Informasi ini diperlukan untuk menentukan jenis dan kapasitas alat pengangkat sesuai kriteria yang dibutuhkan.Â
2. Pemilihan Alat PengangkatÂ
Menentukan jenis dan spesifikasi alat pengangkat yang paling cocok untuk mengangkat beban dengan aman. Hal ini mencakup pemilihan crane, derek, chainblock, sling, dan peralatan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.Â
3. Perhitungan Beban dan Stabilitas
Melakukan perhitungan matematis untuk memastikan bahwa alat pengangkat yang digunakan memiliki kapasitas yang cukup untuk mengangkat beban dengan aman. Juga, mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti; jarak angkut, titik angkat, dan kestabilan selama pengangkatan.Â
4. Penentuan Titik Angkat (Lifting Point)Â
Menentukan titik-titik angkat yang aman dan tepat pada beban material yang diangkat. Hal ini melibatkan analisis struktural dan pemahaman tentang distribusi beban untuk menghindari deformasi atau kerusakan pada beban.Â
5. Penyusunan Jadwal dan KoordinasiÂ
Merencanakan jadwal pengangkatan, termasuk waktu yang diperlukan untuk menyiapkan peralatan, mempersiapkan area kerja, dan koordinasi dengan tim lain yang terlibat dalam proyek.Â
6. Penentuan Kebutuhan PersonelÂ
Menentukan jumlah dan jenis personel yang dibutuhkan, seperti; operator, rigger, banksman, watchman (jika dibutuhkan), mechanician, dan personel lain yang terlibat dalam proses pengangkatan.Â
7. Mempersiapkan Dokumen dan SertifikasiÂ
Mempersiapkan berbagai dokumen dan sertifikat yang dibutuhkan, seperti; Sertifikat Ijin Operator (SIO), sertifikat Rigging dan Slinging, dokumen alat Angkat Angkut, dokumen inspeksi peralatan, sertifikat K3, dan sebagainya. Semua sertifikat tersebut baik untuk alat angkat angkut maupun personel yang terlibat harus sudah disiapkan dan valid sebelum melaksanakan operasi pengangkatan.Â
Penulis: Bagas Andrian Permana
(upnjatim.ac.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H