Ketika membangunkan para pegawai malas dianggap tak bermoral
Ketika yang banyak boleh bicara dan yang lain harus tetap diam
Ketika itulah “ikhlas” terejawantahkan
Inilah Negeri Kebanggaan kami, Rakyat yang Ikhlas
Negeri yang kami bela dengan cucuran keringat dan air mata
Meskipun kami harus ikhlas menjadi warga kelas dua
Negeri yang memberi kami ruang berkompetisi
Meskipun kami dianggap najis untuk menang
Negeri yang mengakui kami sebagai pendatang dan mengagungkan mereka yang berdarah Arab
Meskipun darah nenek moyang kami ikut tercurah demi kemerdekaan
Negeri yang selalu meminta kami untuk terus ikhlas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!