Tapi Timnas 2014 adalah tim yang disebut-sebut  terbaik, baik dari segi materi pemain ataupun  pelatih.  Kondisi mereka juga lebih 'mewah" dibanding timnas  2012. Walau sudah terbaik dalam segala hal, tetap saja capaian tak lebih baik dari timnas 2012  yg justru punya nilai lebih dari segi spirit, dan tanggungjawab terhadap jersey yang mereka pakai.
Tapi sungguhpun begitu, tetap ada hikmah dibalik kegagalan tahun ini. Laga melawan Laos, tetap memunculkan setitik harapan, jika melihat penampilan Evan Dimas, Manahati Lestusen, ataupun Ramdani Lestaluhu.
Mereka pemain muda, tapi  mampu memperlihatkan kemampuan yang menjanjikan sebagai pemain masa depan Indonesia. Harusnya ini sebuah sinyal, bahwa pemain seperti mereka perlu dirawat dan diberi kesempatan lebih luas untuk menjadi tulang punggung timnas kedepan.
Di luar masih banyak pemain-pemain muda seperti mereka, yang layak  mengambil estafet regenerasi di timnas Indonesia. Sudah saatnya pasukan veteran dengan kereta tuanya, memberi jalan kepada pemuda-pemuda yang masih punya spirit dan hati membara membela timnasnya.
Mungkin inilah saatnya generasi Firman Utina, Hariono, Muhammad Roby, M. Ridwan, Christian Gonzalez, Sergio van dijk, dan anggota pasukan U-35 lainnya menepi. Walau begitu, tetap tak lupa ucapan terima kasih untuk keringat, airmata, mungkin juga darah yang telah mengalir dibalik kemauan dan kelelahan mereka selama membela Timnas bertahun-tahun.
Saatnya regenerasi, semoga PSSI tak lagi tuli!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H