Sehingga di akhir-akhir masa kuliah saya merenung dan mencoba mencari passion baru. Mulai dari ikut berorganisasi di kampus hingga ikut berbagai seminar. Pada akhirnya saya menemukan passion baru yaitu dunia bisnis dan peternakan. Dimana dua bidang ini sedang saya mulai kembangkan.Â
"Kuliah bukan hanya bertujuan untuk mencari kerja, tapi juga mencari cara bagaimana bekerja yang baik dan menghasilkan karya terbaik"Â
3. Passing Grade
Saya gagal SNMPTN karena salah memasukkan Pendidikan Kimia UNNES di prioritas pertama padahal passing gradenya lebih rendah daripada UNESA (Pilih ke Surabaya sebagai cadangan karena ikut teman saja). Jadi nilai rapot saya tidak bisa membuat lolos SNMPTN di UNNES apalagi di prioritas kedua yang passing gradenya lebih tinggi.Â
Lalu di SBMPTN saya meletakkan yang UNS di prioritas 1 sedangkan UNNES di prioritas 2. Pada tahun tersebut, passing grade Pendidikan Kimia UNS sebesar 36,5 %, dan UNNES sebesar 28,3%. Akhirnya lolos di pillihan pertama yaitu UNS.
Sebenarnya setiap kampus tidak merilis resmi passing grade yang dimiliki. Kampus hanya merilis jatah tiap jurusan dan peminat di tahun sebelumnya (Tingkat Keketatan) sebagai gambaran. Namun, melihat kasus saya di atas, data passing grade dari internet itu bisa juga jadi bahan pertimbangan di samping tingkat keketatan.Â
4. Transportasi
Untuk bidang transportasi, saya rasa UNS lebih baik daripada UNNES. Karena saat saya ikut tes SBMPTN di UNNES saya merasakan sendiri harus naik beberapa transportasi. Naik kereta dari Stasiun Cepu ke stasiun Poncol Semarang. Setelah itu harus naik angkot 3 kali baru bisa sampai di UNNES. Apalagi jika tau bahwa saya adalah pendatang, supirnya agak jahil, tarifnya dinaikkan. Letak kampusnya berada di daerah pegunungan sehingga banyak jalan naik turun.Â
Sedangkan di UNS, saya cuma naik bus 2 kali dari terminal Cepu ke Ngawi, lalu  pindah bus Jurusan Surabaya-Yogyakarta dan turun di depan kampus UNS. Karena letak kampus UNS berada di pinggir jalan Provinsi. Jika turun di stasiun Balapan atau Bandara Adi Sumarmo, tinggal naik BST (Batik Solo Trans) atau ojek online sudah bisa sampai depan kampus.
5. Biaya Hidup
Menurut saya biaya hidup di Solo lebih murah daripada di Semarang. Saat ikut seleksi SBMPTN di UNNES saya bisa habis sekitar Rp. 8.000 - Rp. 12.000 sekali makan soto. Sedangkan di Solo Rp. 5000 - Rp. 7000, sudah bisa dapat makan soto dan es teh.Â