Mohon tunggu...
Badrul Tamam
Badrul Tamam Mohon Tunggu... -

Alumnus Administrasi Bisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Enggak Nggubris Raimu", Perlu Diterapkan Jokowi

18 April 2018   15:07 Diperbarui: 18 April 2018   16:06 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
megapolitan.kompas.com

Kalau Soekarno bah seorang Kyai Agung di tanah Jawa, lain lagi di Bali, Soekarno dianggap Dewa 

"Dipulau Bali orang pertjaja, bahwa Sukarno adalah pendjelmaan kembali dari Dewa Wishnu, Dewa Hudjan dalam agama Hindu. Karena, bilamana sadjapun Bapak datang ketempat istirahat jang ketjil, jang kurentjanakan dan kubangun sendiri diluar Denpasar, bahkan sekalipun ditengah musim kemarau, kedatanganku bagi mereka berarti hudjan. Orang Bali jakin, bahwa aku membawa pangestu kepada mereka. Dikala terachir aku terbang ke Bali disana sedang berlangsung musim kering. Tepat setelah aku sampai disana, langit tertjurah. Berbitjara setjara terus-terang, aku memandjatkan- do'a sjukur kehadirat Jang Maha-Pengasih manakala turun hudjan selama aku berada di Tampaksiring. Karena, kalaulah ini tidakterdjadi, sedikit banjak akan mengurangi pengaruhku.Namun, dunia hanja membatja tentang satu-orang tukang betja. Dunia hanja tahu, bahwa Sukarno bukan ahli ekonomi. Itu memang benar. Aku bukan ahli ekonomi. Tapi apakah Kennedy ahli ekonorni ? Apakah Johnson ahli ekonomi? Apakah itu suatu alasan bagi madjalah-madjalah Barat untuk menulis bahwa negeriku sedang menudju kepada keruntuhan ekonomi ? Atau bahwa kami adalah "bangsa jang bobrok".

Soekarno, Gusdur dan Jokowi, ketiganya memimpin bangsa ini dengan cinta dan kasih sayang, bukan dengan kekuasaan, ketiganya memiliki ambisi yang sama, ingin menjadikan Indonesia sebagai wadah yang kokoh, elegan dan terhormat di depan rakyatnya sendiri dan bangsa-bangsa lain. 

Mungkin kamu ingat, bagaimana Ambisi Soekarno dalam membangun bangsa ini, mulai dari Memperkuat Alutsista Militer hingga mengalahkan Belanda di Papua Barat, pembangunan di tengah morat maritnya kondisi Ekonomi Indonesia pasca kemerdekaan, Soekarno dengan gigih membangun mega proyek seperti Stadion Gelora Bung Karno (1962) yang bisa dikatakan Salah satu Stadion Paling Megah di Era-nya , Monas (1963), Masjid Istiqlal (1954) yang merupakan masjid terbesar se Asia Tenggara, simbol-simbol kebesaran itu dibangun Soekarno untuk menunjukkan kepada dunia, atas "berdikari" nya Indonesia dalam menentukan Nasibnya Sendiri. Simbol-simbol tersebut dibangun Soekarno, sebagai motivasi dan pengingat bagi bangsa ini.

Lalu bagaimana dengan Gusdur, Terkait kecintaan rakyat terhadap Gusdur, jangan ditanya lagi, rakyat yang mencintai Gusdur rela mati untuk membela presidennya. 

Saya masih ingat betul,  bagaimana saat Gusdur diturunkan paksa oleh Amin Rais, pada saat itu saya masih SMA, saya sekolah di salah satu sekolah Muhammadiyah, gara-gara pendukungnya Gusdur marah karena presidennya di paksa turun oleh Amin Rais yang merupakan tokoh central Muhammadiyah yang saat itu menjabat ketua MPR, akhirnya Sekolah kami harus di jaga Polisi, karena khawatir ada sweping. 

Di Era Gusdur, memang tidak terlalu nampak soal pembangunan infrastruktur atau sarana prasarana tetapi yang lebih nampak adalah pembangunan suprastruktur, seperti sistem sosial, politik dan Hukum diantaranya dalam hal sistem sosial, Gusdur menggagas sistem Jaminan sosial dalam bidang Kesehatan dan ketenagakerjaan seperti BPJS (badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang ada saat ini.

Cikal bakal pemikirannya adalah di Era Gusdur, akhirnya terbitlah UU No. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional tahun 2004 (Era Presiden Megawati Soekarno Putri), selain sistem sosial nasional.

Di era Gusdur juga ada perubahan Politik yang signifikan, yakni perubahan peta politik Luar Negeri yang sebelumnya hanya berporos Jakarta-Wasington (AS), Gusdur dengan berani membuka poros Jakarta-Beijing (China) pada saat itu, yang sebelumnya beku karena Indonesia masih trauma dengan komunis setelah kasus  G30 S PKI, Gusdur mengembalikan ruh prinsip politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif, tidak memihak golongan tertentu dan melawan segala bentuk imperialisme dan kolonialisme di muka bumi ini.

Seberapa penting sikap politik yang dilakukan oleh Gusdur ini?. sangat penting, gusdur seolah mampu membaca masa depan, kondisi perekonomian dunia berubah drastis, Dominasi Politik dan Ekonomi bukan lagi Amerika atau Rusia, tetapi China. 

Ekonomi Amerika saja saat ini sangat bergantung pada China, bukankah tujuan Exspor terbesar produk Amerika adalah China?, bahkan dengan mengawinkan sistem politik sosialis-komunis dengan sistem Ekonomi sosialis-kapitalisme China mencoba merekonstruksi kejayaan masa lalunya, dengan membangun jalur sutra, jalur perdagangan yang menghubungkan Muka bumi ini, Eropa, Amerika, Asia, Afrika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun