Kau bilang dirimu paling mencinta
Dan Kau bilang pada semua,
Jiwa Ragamu adalah milik-Nya
kulihat mulut-mu berbusa-busa
Meyakinkan semua orang
 Kau adalah romeonya, dan
Agama-mu adalah julietnya.
Bahkan, Agama-mu seperti Tuhan-mu itu sendiri
Kau tak rela, siapapun
Berkata soal agama-mu
Kau merasa agamamu
Adalah milikmu sendiri
Dan yang berhak sorga
Hanyalah dirimu sendiri,
Yang lainnya annar yang kekal
Agama-mu hanya boleh Dibicarakan,
Di altar-altar suci
Tempat bersua-nya
Para mulia derajatnya, katanya
Para tinggi ilmunya, katanya
Para rendah hati, katanya
Para pemaaf, katanya
Para adil, katanya
Para sabar, katanya
Para benar, katanya, dan
para suci, katanya
Emanasi sejati, sifat-sifat Tuhan
Kau menganggap dirimu khalifah terbaik
Kalaulah boleh, pastinya kau mengaku nabi,
Maksum, walaupun tanpa jibril
Sungguh kau tersesat,
Tersesat begitu jauh,
Hingga kau tak lagi mengenali dirimu,
Daging, darah dan roh-mu
Adalah manusia biasa
Kemanusiaan-mu hampir lepas,
Sudah di ujung tenggorokanmu
Di dorong oleh keangkuhan-mu
Hatimu, telah di penuhi Ke-dengki-an
Rasa kesucianmu,
Mengantarkan dirimu sendiri,
Pada kehinaan
Kau memuja nafsu-mu,
Kau menyembah nafsu-mu,
Kau mengabdi pada nafsu-mu,
Kau benar-benar men-tuhan-kan
Nafsu-mu
Kau dusta bila kau mengatakan,
'aku mencintai agama-ku'
Di agama-mu
Penuh dengan belas kasih
Penuh dengan kelembutan,
Penuh dengan maaf
Kau dusta bila kau mengatakan,
'aku mencintai agama-ku'
Semua itu hanyalah tafsiranmu
tafsiran-mu dengan nafsu-mu
Nun, 06-04-2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI