Tentu saja dengan keadaan ekonomi yang kembali minus lagi. Ia hanya makan sehari sekali itupun kalau ada, apabila tidak ada harus hanya puas dengan minum, anehnya kaka pertama dari anak ini hanya menyarankan untuk mendatangi kuburan sebagai solusi. Gila memang tapi apa daya ia hanya seorang anak kecil, yang belum bisa berpikir jernih. Hari hari di lalui dengan kepayahan yang sangat, Â
Ia hanya berharap kapan akan bisa bebasa dari cengkraman kaka pertamanya ini. Dan bisa memulai kehidupannya sendiri tanpa takut akan kehadiran dari kakanya.Â
Bahkan ia tidak bisa memutuskan suatu hal karena semua telah di putuskan oleh kakanya ini, apabila ia berpendapat maka hanya caci dan makian yang ia dapatkan, padahal dalam kenyataan kaka pertamanya ini sama sekali tidak berjasa apa apa dalam hidupnya.Â
Â
Sekian dulu untuk saat ini , terimakasih sudah mampir. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H